Page 50 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi_Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd
P. 50
suami >< istri
keras >< lembek
naik >< turun
kaya >< miskin
surga >< neraka
pria >< wanita
atas >< bawah
c. Homonim, Homofon, Homograf
Kata homonim berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang
artinya ‘nama’ dan homo yang artinya ‘sama’. Secara harfiah
homonim dapat diartikan sebagai “nama sama untuk benda atau hal
lain”. Secara semantik, Verhaar memberi definisi homonim sebagai
ungkapan (berupa kata, frasa atau kalimat) yang bentuknya sama
dengan ungkapan lain (juga berupa kata, frasa atau kalimat) tetapi
maknanya tidak sama. Hubungan antara dua buah kata yang
homonim bersifat dua arah. Misalnya antara kata bisa yang berarti
‘racun ular’ dan kata bisa yang berarti ‘sanggup, atau dapat’.
Contoh homonim:
buku = ruas
buku = kitab
rapat = berdempet-dempetan
rapat = pertemuan
beruang = hewan
beruang = punya uang
genting = gawat
genting = benda penutup atap rumah
malam = nama waktu lawannya siang
malam = nama zat bahan membatik
Di samping homonim ada pula istilah homofon dan homograf.
Homofon dilihat dari segi “bunyi” (homo=sama, fon=bunyi) misalnya:
‘bank’ yang berarti tempat menyimpan uang dan ‘bang’ yang berarti
kakak laki-laki, sedangkan homograf dilihat dari segi “tulisan, ejaan”
(homo=sama, grafo=tulisan) misalnya: ‘apel’ yang berarti berkunjung
dan ‘apel’ yang berarti buah . Homofon sebetulnya sama saja dengan
homonim karena realisasi bentuk-bentuk bahasa adalah berupa bunyi.
Namun, dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang homofon
tetapi ditulis dengan ejaan yang berbeda karena ingin memperjelas
perbedaan makna.
Contoh homofon:
sangsi = ragu-ragu
sanksi = hukuman
bank = tempat menabung
bang = panggilan untuk orang laki-laki
rok = pakaian
Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif 49