Page 195 - novelku part 2 1
P. 195
Lia yang melihat hal itu langsung dihujani oleh kebingungan.
Apa perkataannya barusan salah? Kenapa Lucas marah secara tiba-
tiba? Lia berusaha menyusul Lucas kedalam. Selama di dalam café
pun baik Lia maupun Lucas tetap memilih diam. Lucas yang masih
terbawa suasana terlalu malas untuk memulai percakapan. Lia yang
bingung, makin bingung harus berbuat apa. Awalnya ia ingin memulai
percakapan, tapi takut jika dia salah ngomong lagi.
“Cas” Lucas tetap diam. Berusaha untuk tidak peduli dengan
Lia.
“Cas” masih saja diam
“CAS” tiba-tiba Lucas terkejut. Tidak hanya Lucas saja, seluruh
orang yang berada di dalam café pun ikut terkejut.
“Gue ngomong baik-baik lo nggak mau denger. Oke, terserah lo
mau ngambek kayak bocah lima tahun juga boleh” Lia berdiri dan
segera meninggalkan Lucas sendirian. Lucas bisa saja mengejar Lia,
tapi mungkin Lia hanya butuh sendirian dulu. Lucas mengacak-acak
rambutnya, baru kali ini dia melihat Lia marah seperti ini. Mungkin ini
karena Lucas yang terlalu cemburu.
Kini Lia berjalan sendirian di trotoar. Dia meninggalkan Lucas
sendirian di café, Lia terlalu emosi meliat Lucas yang bersikap seperti
anak-anak. Tak terasa air mata mulai jatuh membasahi pipinya.
Dengan segera Lia menghapus air mata itu, tapi percuma saja air mata
lain akan tetap membasahi pipinya. Lia berhenti menghapus air
matanya. Biarkan saja dair mata itu mengalir dengan deras, biarkan
jika orang lain melihatnya aneh.
Tiba-tiba saja air hujan membasahi kota Jakarta. Mungkin hari
ini adalah hari sial Lia. Lia pun mebiarkan tubuhnya basah. Air mata
dengan air hujan pun menjadi satu. Lia terus berjalan tanpa arah,
hingga ia tak menyadari jika ia sudah berjalan di luar trotoar. Bunyi
klakson mobil terdengar samar-samar ditelinga Lia, tapi lama-
195