Page 160 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 160

  Pengawasan Mutu Pangan  




               konsumen, seperti pemalsuan bahan baku, penggunaan bahan tambahan secara berlebihan,
               berat tidak sesuai dengan label, overglazing dan jumlah yang kurang dalam kemasan.
                     Bahaya  adalah  segala  macam  aspek  mata  rantai  produksi  pangan  yang  tidak  dapat
               diterima  karena  merupakan  penyebab  timbulnya  masalah  keamanan  pangan.  Bahaya
               keamanan  pangan  tersebut  meliputi  keberadaan  yang  tidak  dikehendaki  dari  pencemar
               biologis (Gambar 3.19.), kimiawi, atau fisik pada bahan mentah. Bahaya biologis termasuk
               bakteri  ,  virus,  atau  parasite  berbahaya,  seperti  Salmonella,  hepatitis  A,  dan  Tricinella.
               Demikian  pula  dengan  kandungan  senyawa  kimia  dalam  bahan  baku  pangan,  keberadaan
               potongan tubuh serangga, rambut, atau filth. Pertumbuhan atau kelangsungan hidup mikroba
               dan hasil perubahan kimiawi yang tidak dikehendaki (misal, nitrosamine) pada produk antara
               atau jadi, atau pada lingkungan produksi; atau kontaminasi atau kontaminasi silang (cross
               contamination) pada produk antara atau jadi, atau pada lingkungan produksi.
                     Menurut National Advisory Committee on Microbiology Criteria for Food, bahaya biologi
               dapat dikelaompokkan menjadi :
                Bahaya A  :  Bahaya yang dapat menyebabkan produk yang ditujukan untuk kelompok
                               berisiko menjadi tidak steril. Kelompok berisiko antara lain bayi, lanjut usia,
                               orang sakit atau orang dengan daya tahan tubuh rendah;

                Bahaya B  :  Produk  yang  mengandung  bahan  yang  sensitive  terhadap  bahaya
                               mikrobiologis;

                Bahaya C  :  Proses  yang  tidak  dikuti  dengan  langkah  pengendalian  terhadap  mikroba
                               berbahaya;

                Bahaya D  :  Produk  yang  terkontaminasi  ulang  setelah  pengolahan  dan  sebelum
                               pengepakan;

                Bahaya E    :  Bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau penanganan
                               saat  distribusi  atau  penanganan  oleh  konsumen  sehingga  menyebabkan
                               produk menjadi berbahaya apabila dikonsumsi;

                Bahaya F    :   Bahaya yang timbul karena tidak adanya proses pemanasan akhir setelah
                               proses pengepakan atau ketika dimasak di rumah.

                     Berdasarkan tingkat bahaya yang ada, dapat ditentukan tingkat bahaya sebagai berikut:
                Kategori 6    :  Jika bahan pangan mengandung bahaya A atau ditambah dengan bahaya
                                 yang lain;
                Kategori 5    :  Jika bahan pangan mengandung lima karakteristik bahaya B, C, D, E, dan F;
                Kategori 4    :  Jika bahan pangan mengandung empat karakteristik bahaya antara B – F;
                Kategori 3    :  Jika bahan pangan mengandung tiga karakteristik bahaya antara B – F;
                Kategori 2    :  Jika bahan pangan mengandung dua karakteristik bahaya antara B – F;




                                                           153
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165