Page 28 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 28

  Pengawasan Mutu Pangan  




               3)    Wajib mencantumkan peringatan fenilketonuria: mengandung fenilanalin, yang ditulis
                     dan  terlihat  jelas pada  label  jika  makanan/minuman/sediaan  menggunakan  pemanis
                     buatan aspartam.
               4)    Wajib  mencantumkan  peringatan:  konsumsi  berlebihan  dapat  mengakibatkan  efek
                     laksatif,  yang  ditulis  dan  terlihat  jelas  pada  label  jika  makanan/minuman/sediaan
                     menggunakan pemanis buatan laktitol atau manitol atau sorbitol, yang apabila diyakini
                     dikonsumsi lebih dari 20 gram manitol per hari atau 50 gram sorbitol per hari.
               5)    Klaim yang diperoleh & dapat ditulis pada label adalah:
                     a.    Tidak menyebabkan karies gigi
                     b.    Pangan rendah energi dan pangan tanpa penambahan gula apabila produk pangan
                           memenuhi  syarat produk  pangan  rendah  energi  sebagaimana dimaksud  dalam
                           Pasal 2
                     c.    Pangan untuk penderita diabetes atau pernyataan lainnya sebagaimana dimaksud
                           pada Pasal 2 Ayat (5)

                     Adapun pelanggaran terhadap ketentuan dalam keputusan di atas dapat dikenai sanksi
               berupa:
               1)    Sanksi administratif:
                     a.    peringatan tertulis
                     b.    Pencabutan izin edar
                     c.    Penarikan dan pemusnahan produk pangan yang mengandung pemanis buatan
                           yang sudah beredar.
               2)    Sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

                     Jadi,  untuk  menghasilkan  produk-produk  makanan  sehat  dan  bermutu  harus
               menggunakan BTM yang aman untuk dikonsumsi dan diizinkan Badan POM. Dalam hal ini
               penggunaan  BTM,  tentunya  tidak  terlepas  dari  aspek-aspek  pemilihan  dan  penetapan,
               pembelian, aplikasi, cara mendapatkannya, dan ketersediaan bahan tambahan makanan.
                     Kendala  lain  dalam  penegakan  hukum  dalam  pengaturan  pangan  adalah  jumlah
               produsen  makanan  rumah  tangga  terdaftar  dan  tidak  terdaftar  yang  jumlahnya  dapat
               mencapai ribuan. Sedangkan, aparat pengawas jumlahnya terbatas. Sebagaimana dilaporkan
               Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya, bahwa di Provinsi Jawa
               Timur terdapat 12.832 perusahaan pangan olahan di 35 kabupaten/kota. Untuk mengatasi hal
               tersebut,  maka  pemberdayaan  swadaya  masyarakat  secara  aktif  dalam  menciptakan
               ketersediaan pangan yang aman dengan kesadaran individu dan secara kondusif turut serta
               dalam  menjaga  rambu-rambu  pengaturan  pangan  merupakan  alternatif  yang  paling
               memungkinkan daripada hanya bersandar pada kemampuan aparat pemerintah.








                                                           21
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33