Page 106 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 106

Siswa pertama-tama diajak untuk memahami arti kata ”bersaksi”? Apakah arti
              kata itu menurut pemahaman mereka? Di gereja, sering kali ”kesaksian” diberikan
              dalam bentuk penceritaan kembali pengalaman seseorang yang menggambarkan
              bagaimana Tuhan telah bekerja di dalam hidupnya, menolongnya menghadapi suatu
              peristiwa yang berat. Misalnya, kesaksian dari seseorang yang baru saja sembuh dari
              sakit. Kesaksian seseorang yang kehilangan pekerjaan, namun kemudian berhasil
              mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dapat pula berupa kesaksian tentang
              seseorang yang baru saja menjadi Kristen.
                 Apa yang baru saja dibahas di atas tentang gereja dan pelayanannya tidak lain
              adalah kesaksian gereja tentang kasih Allah bagi dunia ini. Dalam istilah bahasa
              aslinya, yaitu bahasa Yunani, kesaksian diterjemahkan menjadi marturia. Dari kata
              ini kemudian dikenal istilah ”martir” atau ”syuhada”, yaitu orang yang mati syahid,
              meninggal karena imannya.
                 Dalam Kisah 6: 9 7: 60 kita menemukan kisah tentang kematian Stefanus sebagai
              martir. Sungguh menarik bila kita melihat bahwa kisah ini muncul langsung setelah
              kisah pengangkatan Stefanus sebagai diaken atau pelayan gereja untuk tugas-tugas
              sosialnya. Tampaknya ada kaitan yang sangat erat antara diakonia dengan marturia,
              antara pelayanan dan kesaksian. Mengapa demikian? Brian Stone, seorang teolog
              Amerika, mengatakan,
                    ”Kesaksian kepada syalom Allah (yang kelak disebut orang Kristen sebagai
                    ‘penginjilan’)… dilahirkan dari persilangan kenabian antara pengharapan dan
                    ketidakpuasan, undangan dan konfrontasi, daya tarik dan subversi. Sungguh
                    suatu kerugian besar bagi penginjilan di zaman kita, ketika kesaksian itu
                    kehilangan jangkarnya dalam imajinasi sosial kenabian  Yahudi ini dan di
                    dalam visi penuh pengharapan yang sepenuhnya bersifat sosial, mengarah
                    kepada dunia ini yang historis, terarah kepada materi, dan merujuk kepada
                    kedamaian.”
                 Dengan penjelasan di atas, Stone ingin menunjukkan bahwa pelayanan sosial
              yang dilakukan oleh gereja perdana tidak dapat dilepaskan dari visi kenabian di
              masa Perjanjian Lama tentang masyarakat yang adil yang Allah kehendaki. Itulah
              sebabnya para diaken melayani orang-orang miskin dan para janda yang terlupakan.
              Di satu pihak mereka memberikan pengharapan kepada banyak orang yang selama
              ini tertindas. Namun yang menjadi masalah ialah bahwa hal ini dapat dianggap
              mengganggu tatanan masyarakat yang sudah terbentuk selama ini. Pertama-tama,
              semakin banyak orang yang bergabung dengan gereja perdana. Bukan hanya itu,
              sebab di antara mereka yang ikut bergabung juga terdapat ”sejumlah besar imam
              [yang] menyerahkan diri dan percaya” (6: 7). Hal ini tentu mencemaskan orang-
              orang Yahudi yang menolak Yesus.





                   Kelas IX SMP
              98
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111