Page 153 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 153

doa tiba. Setelah kepala biara meninggal dunia, kucing itu terus diikat setiap kali
                     waktu doa tiba. Ketika kucing itu mati, para murid mencari seekor kucing yang
                     lain dan dibawa ke dalam asrama dan diikat untuk memastikan bahwa perintah-
                     perintah kepala biara ditaati pada setiap kali waktu berdoa tiba. Berabad-abad
                     kemudian berlalu, dan murid-murid kepala biara menulis tulisan-tulisan ilmiah
                     tentang makna keagamaan yang berkaitan dengan pentingnya mengikat seekor
                     kucing pada saat berdoa.
                                                               (Sumber: Zen Buddhist Stories)
                 Kegiatan 1
                 1.  Guru menanyakan, apakah tujuan mengikat kucing di asrama pada saat berdoa?
                    Mengapa para murid tetap mengikat kucing setelah kepala biara meninggal
                    dunia? Mengapa kebiasaan ini tetap dilanjutkan setelah kucing itu mati?
                       Ditekankan di sini adalah bahwa ada banyak tradisi dalam praktik agama yang
                    ternyata terjadi secara kebetulan atau tidak disengaja. Mengikat kucing sebelum
                    waktu berdoa dilakukan supaya kucing itu tidak mengganggu para biarawan yang
                    berdoa, tetapi ketika setelah kepala biara meninggal dunia ternyata para murid
                    sudah lupa mengapa kucing itu dulu diikat di tiang. Akhirnya ketika si kucing mati,
                    mereka malah mencari kucing lain untuk menggantikannya. Jauh di kemudian
                    hari murid-murid pun menulis tulisan-tulisan ilmiah tentang makna keagamaan
                    mengikat seekor kucing di tiang pada saat berdoa sesuatu yang sama sekali tidak
                    pernah direncanakan ataupun dipikirkan oleh sang kepala biara!.
                 2.  Pada pertanyaan selanjutnya, guru menanyakan kepada siswa, apa arti cerita ini
                    bagi kehidupan gereja mereka sehari-hari?

                        Lewat pertanyaan ini, siswa diajak untuk berefleksi dan berpikir kritis tentang
                    ritual keagamaan di gereja mereka masing-masing. Adakah ritual keagamaan
                    yang muncul dari ketidaksengajaan seperti dalam kisah di atas?

                 C. Gereja dan Tradisi

                    Cerita tentang ”Kucing di Biara” mengingatkan kita akan suatu kegiatan
                 yang terjadi tanpa disengaja dan kemudian dijadikan suatu kebiasaan dan bahkan
                 kebenaran yang tidak tergantikan dan tergoyahkan. Aktivitas yang menjadi kebiasaan
                 diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya disebut ”tradisi”. Kata ”tradisi”
                 berasal dari bahasa Latin, yaitu  traditio yang artinya ”sesuatu yang diwariskan”,
                 ”sesuatu yang diturunkan kepada pihak penerus”, atau ”kebiasaan”. Kebiasaan ini
                 adalah suatu praktik yang sudah diterima sebagai sesuatu yang sudah seharusnya
                 ada. Orang tidak lagi mempertanyakannya karena hal itu dianggap sebagai suatu
                 kebenaran yang mutlak.






                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                        145
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158