Page 190 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 190

5.  Orang yang Suka Bergaul
                 Seperti sikap dari Tuhan Yesus sebagai Gembala yang baik, maka kita pun harus
              meniru sikap Kristus yang suka bergaul dan terbuka kepada semua orang, dari semua
              lapisan. Kita dapat menerima dan bergaul dengan orang yang sakit baik yang sudah
              tua, muda, pandai, bodoh, terhormat maupun yang dianggap hina. Kita melayani
              orang yang sakit bukan sebagai orang yang perlu dihormati, tetapi sebagai orang
              yang mau berbagi suka dan duka. Sebagaimana kata  fi rman  ”bersuka cita dengan
              orang yang bersuka cita, dan menangis dengan orang yang menangis” (Roma 12: 15).
                 Dalam proses melayani atau mendampingi orang sakit, peran penolong sangat
              penting karena dia harus langsung mengadapi orang yang sakit. Bila dua pribadi
              saling bertemu, maka akan terjadi interaksi yang melibatkan pemahaman dan
              perasaan. Yang satu ingin memberi yang lain ingin menerima. Dalam interaksi ini,
              keduanya dipengaruhi oleh faktor kepribadian masing-masing. Untuk mencapai
              tujuan dari proses bantuan disini dibutuhkan suasana saling mengasihi. Sebagaimana
              diungkapkan oleh Hiltner (1986) bahwa salah satu dasar untuk menjadi ”effective
              helper” adalah ”liking people”. Jika kelancaran dalam interaksi bisa terjadi, maka
              tujuan dari pertemuan juga akan mudah dicapai. Mengasihi orang lain yang sedang
              dihadapi perlu dimiliki oleh penolong, dan sikap ini perlu diekspresikan dalam
              mendampingi orang sakit.
              Kegiatan 5. Refl eksi Diri

              Siswa diminta untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam mempedulikan
              orang sakit dan cara mengatasi kelemahannya selaku orang Kristen sesuai kehendak
              Kristus.

              G. Penjelasan Bahan Alkitab
              1.  Matius 8: 1-4.
                 Pada bagian ini Matius ingin menunjukkan mukjizat pertama yang dilakukan
              Tuhan Yesus, yaitu menyembuhkan seorang yang sakit kusta. Di sini Matius ingin
              melukiskan bahwa Tuhan Yesus adalah ”Penolong yang Agung”, ia ingin mengajar
              bahwa setiap orang boleh datang dan berseru, kepada Tuhan Yesus sebagai penolong.
              Pada waktu itu orang sakit kusta menderita secara hebat. Tidak saja tubuh/fi siknya
              yang sakit dan rusak, namun mereka juga punya masalah sosial, karena dianggap najis
              dan dibuang dari lingkungan masyarakat. Orang berpenyakit kusta juga diangggap
              orang yang berdosa. Kepada orang yang sakit kusta, Tuhan mengulurkan tangannya
              dan langsung orang itu menjadi sembuh (ay.3). Tuhan Yesus berpesan kepada orang
              yang sembuh tersebut agar tidak bercerita dan membuat sensasi karena kesembuhan
              yang dialami, meskipun tentu saja secara psikis/mental orang tersebut meluap-luap
              kegembiraannya. Tuhan Yesus justru meminta dia pergi ke imam-imam untuk minta




                   Kelas IX SMP
             182
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195