Page 73 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 73
Hal ini tentu saja mengagetkan banyak orang pada waktu itu. Namun Paulus
dan Barnabas mempunyai dasar argument yang kuat. Bukankah Taurat tidak
menyelamatkan? Bukankah keselamatan hanya diperoleh melalui Yesus Kristus? Itu
berarti menjadi Kristen tidak harus melalui jalan menjadi Yahudi terlebih dahulu.
Orang dapat langsung datang kepada Yesus tanpa harus menjadi Yahudi.
Pendapat Paulus ini mula-mula ditentang keras, khususnya oleh orang-orang
seperiti Yakobus. Namun Petrus yang pernah mendapatkan pengalaman penglihatan
istimewa dalam Kisah 10: 9–16 akhirnya menerima pandangan Paulus. Para rasul
menyepakati peraturan minimal yang dituntut dari orang-orang Kristen non-Yahudi,
yaitu pertama, menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala; kedua,
menjauhkan diri dari percabulan; ketiga, tidak memakan daging binatang yang mati
dicekik; dan keempat, tidak makan darah.
Inilah konferensi pertama para rasul yang disebut juga sebagai ”Konferensi
Yerusalem” atau ”Konsili Yerusalem”.
3. 1 Korintus 1: 10–13
Surat 1 Korintus dikirim oleh Paulus kepada jemaat di Korintus yang saat itu
sedang terpecah-pecah karena persaingan sesama anggota dan pemimpin gereja.
Masing-masing mengklaim dirinya sebagai yang paling hebat. Namun Paulus
mengingatkan kepada mereka semua, siapakah yang disalibkan bagi seluruh umat
manusia? Bukankah itu Kristus sendiri? Jadi, bagaimana mungkin mereka mengklaim
diri sebagai ”pengikut Apolos”, ”pengikut Kefas”, ”pengikut Paulus”, dst.? Tidak!
Kita semua seharusnya mengklaim diri sebagai pengikut Kristus. Itu saja sudah
cukup!
4. 1 Korintus 12: 9–27
Bagian surat ini merujuk kepada perpecahan di jemaat Korintus. Kali ini
perpecahan itu didasarkan pada perbedaan-perbedaan karunia yang masing-masing
orang miliki. Dan yang menjadi parah, masing-masing mengklaim karunianya lebih
hebat dan lebih unggul daripada yang lain. Misalnya, ada orang yang mengaku
mampu berkata-kata dalam bahasa roh. Namun Paulus mengingatkan karunia seperti
itu tidak berguna apabila tidak ada yang dapat menafsirkannya.
Selanjutnya, Paulus mengingatkan bahwa kesatuan jemaat itu mirip dengan
kesatuan tubuh dengan anggota-anggota badan yang berbeda-beda. Masing-masing
mempunyai tempat dan fungsinya sendiri-sendiri. Tidak ada satupun yang boleh
dan dapat menyebut yang lainnya tidak berguna atau lebih rendah nilainya. Apabila
jemaat menyadari hal ini, perpecahan tidak perlu terjadi. Sama seperti satu tubuh, bila
salah satu anggotanya menderita, tentu yang lainnya menderita. Ini sungguh sebuah
pemahaman yang sangat menarik dan bijaksana.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
65