Page 72 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 72
H. Doa Penutup
Tuhan, kami bersyukur atas gereja kami yang telah Engkau ciptakan di dunia.
Engkau telah memanggil kami, orang-orang berdosa yang Engkau ingin pakai
untuk menjadi penyalur berkat-berkat-Mu di dunia. Tolonglah kami, anak-anak-
Mu, agar kami tidak menjadi orang-orang yang egois yang hanya memikirkan
dan mementingkan diri kami sendiri. Tolonglah kami agar gereja kami benar-
benar dapat menjadi garam dan terang di dalam dunia. Dalam nama Tuhan
kami, Yesus Kristus, kami berdoa. Amin
I. Penjelasan Bahan Alkitab
1. Yohanes 17: 18–21
Ini adalah bagian dari doa Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya di surga. Dalam doa-
Nya Yesus sangat prihatin dengan kemungkinan terjadinya perpecahan di antara
para murid-Nya kelak. Di sini kita diingatkan bahwa inti pemberitaan Yesus adalah
pendamaian, penyatuan kembali seluruh umat manusia (bdk. Kej. 11: 1–9; Ef. 2:
13–20). Persoalannya, apabila ternyata di kalangan para pengikut Yesus terjadi
perpecahan, bagaimana orang akan dapat mempercayai isi pemberitaan mereka
tentang Yesus yang telah memperdamaikan seluruh umat manusia?
Doa inilah yang menjadi dasar bagi gerakan ekumene, gerakan penyatuan gereja-
gereja di seluruh dunia. Penyatuan yang seperti apa? Banyak gereja dan orang Kristen
kini menyadari bahwa penyatuan organik, yaitu peleburan semua gereja di dunia
menjadi hanya satu gereja saja tampaknya tidak mungkin, sebab masing-masing
gereja mempunyai ciri khasnya sendiri yang sesuai dengan konteks sosial-budayanya
masing-masing. Oleh karena itu, harapan penyatuan gereja-gereja di dunia kini
diarahkan kepada upaya untuk saling menghormati perbedaan yang ada, sambil pada
saat yang sama juga menerima kehadiran orang dan gereja Kristen yang lain sebagai
sesama saudara.
2. Kisah 15
Latar belakang Kisah 15 ini adalah perbedaan pendapat di antara para rasul,
terutama di antara Petrus bersama Yakobus dan teman-temannya di satu pihak, Paulus
dan Barnabas dan teman-temannya di pihak lain. Paulus dan Barnabas melaporkan
keberhasilan mereka dalam memberitakan injil kepada orang-orang non-Yahudi.
Pengajaran mereka ternyata lebih mudah diterima ketika Paulus dan Barnabas tidak
mengharuskan orang-orang Kristen baru itu untuk mengikuti hukum Taurat Yahudi.
Kelas IX SMP
64