Page 16 - kebudayaan
P. 16
Islam, Kristen, Kapitalis, dan seterusnya). Kebinekaan merupakan
sebuah keniscayaan. Menurut Suparlan (2003) kebinekaan dalam
konteks bhinneka tunggal ika seharusnya diletakkan pada keaneka-
ragaman kebudayaan, bukan keanekaragaman suku bangsa. Oleh
sebab itu, tidak seharusnya kebinekaan memunculkan perpecahan dan
melupakan berbagai usaha yang panjang dan sulit dari pendiri bangsa
ini dalam menyatukan untuk kemudian terpisah-pisah. Hal ini yang
berusaha untuk dicegah oleh berbagai pihak, terutama masyarakat
Indonesia agar tidak terjadi. Berbagai usaha dilakukan, penelitian ini
dapat dikatakan merupakan salah satunya.
Penelitian ini ditumpukan pada karya budaya. Sebagaimana
disampaikan oleh Suparlan (2003), kebudayaan dipunyai oleh se-
seorang melalui proses belajar yang menjadikannya berbeda dengan
hakikat kesukubangsaan. Kesukubangsaan adalah konstan, sedangkan
kebudayaan adalah kumulatif. Kebudayaan dapat berubah sesuai de-
ngan perubahan lingkungan yang dihadapinya. Oleh sebab itu, dalam
sejarah kemanusiaan tidak pernah ada bukti bahwa sesama manusia
berkonflik atau saling membunuh karena perbedaan kebudayaan.
Hal yang terjadi adalah mereka bermusuhan karena memperebutkan
sumber daya. Sementara itu, secara khas kebudayaan terekam dalam
bentuk karya, baik itu berupa karya seni atau karya lainnya. Dengan
demikian, untuk dapat memberikan “masukan” kepada berbagai
kalangan mengenai narasi kebangsaan yang menyatukan, yang sudah
ada mulai dari masa lampau sampai masa kini, dapat dilihat dari karya
budayanya. Karya budaya yang menjadi objek penelitian ini meliputi
karya sastra mulai dari yang berbentuk tulisan tangan (manuskrip),
cerita rakyat, sampai pada bentuk cetakan, juga relief candi. Untuk itu, Buku ini tidak diperjualbelikan.
dapat disampaikan bahwa dalam tulisan-tulisan yang terwujud dalam
bunga rampai ini masalah yang dibahas adalah bagaimana narasi
kebangsaan terwujud dalam berbagai karya budaya yang dihasilkan
oleh masyarakatnya.
Pendahuluan: Narasi Kebangsaan ... 3