Page 21 - kebudayaan
P. 21
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Paradigma multikulturalisme yang menekankan dialog,
toleransi, dan kesediaan untuk koeksistensi dalam keberagaman ini
sesuai dengan salah satu pilar kebangsaan Indonesia, yakni Bhinneka
Tunggal Ika (Bakry, 2010). Untuk mengetahui bagaimana Bhinneka
Tunggal Ika membentuk dan menjaga keutuhan NKRI, dapat dilaku-
kan penelusuran nilai-nilai kebinekaan dan kebangsaan masa lampau
melalui sumber primer yang otentik, yakni dengan menganalisis
manuskrip (Dewi, 2014).
Manuskrip merupakan salah satu sumber primer paling oten-
tik yang dapat mendekatkan jarak antara masa lalu dan masa kini.
Manuskrip juga merupakan sumber yang sangat menjanjikan bagi
mereka yang tahu cara membaca dan menafsirkannya. Manuskrip
dapat pula menjadi sebuah “jalan pintas” istimewa (privileged shortcut
access) untuk mengetahui khazanah intelektual dan sejarah sosial
masyarakat pada masa lalu (Supriadi, 2011). Apabila ditinjau dalam
perspektif kebudayaan, manuskrip termasuk salah satu warisan bu-
daya. Dalam pengelompokan warisan budaya, manuskrip termasuk
warisan budaya yang berupa peninggalan benda (cultural heritage)
(Faturrahman, 2010).
Sebagai warisan budaya, manuskrip banyak merekam informasi
dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun-
temurun dari dulu hingga sekarang. Warisan budaya berupa naskah
tersebut bermacam-macam bentuknya, tersebar di seluruh Indonesia,
serta ditulis dengan berbagai bahasa dan aksara. Bahasa yang dipergu-
nakan terkadang identik dengan tempat naskah ditulis, seperti bahasa Buku ini tidak diperjualbelikan.
Sunda di wilayah Jawa Barat, bahasa Melayu di sekitar wilayah Sumatra
Utara dan Kalimantan Utara, dan bahasa lainnya yang disesuaikan
dengan bahasa di wilayah masyarakatnya (Dewi, 2014).
Berdasarkan data kearsipan Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia, manuskrip Nusantara yang paling banyak adalah
8 Narasi Kebangsaan dalam ...