Page 78 - kebudayaan
P. 78
narasi OKH—jika dikaitkan dengan penguasa Majapahit—kira-kira
terjadi saat kekuasaan Majapahit akhir. Tampilnya OKH sebagai orang
yang membantu Mataram dan Majapahit dari gangguan musuhnya,
bisa saja terjadi. Namun, cerita itu juga bisa jadi hanya untuk menun-
jukkan penguatan identitas Jambi sebagai kerajaan yang sangat dicintai
OKH.
2. Ikut Membangun Negeri
Pada “Cerita Asal Tanah Pilih, Pedalaman (Jambi),” wujud cinta tanah
air muncul dari tokoh utama, Orang Kayo Hitam, yang merupakan
penggagas dalam membangun negeri. Dalam hal ini, ia dibantu angsa
sakti yang “memupur tanah” untuk dijadikan lokasi kerajaan. Selain
itu, mertua OKH, Tumenggung Merah Mato, juga memiliki peran pen-
ting sebagai orang yang memberikan dua angsa sakti sebagai pencari
tempat untuk mendirikan kerajaan baru tersebut. Tumenggung Merah
Mato juga seorang raja sakti, sebelum ia menerima OKH menjadi
menantu, mereka bertarung selama tiga hari tiga malam. Ini untuk
menunjukkan kualitas kesaktian OKH. Gambar dua angsa dan keris
Siginjai terdapat dalam lambang Kota Jambi.
Menurut cerita, setelah Orang Kayo Hitam menikah dengan
Putri Mayang Mangurai, Tumenggung Merah Mato memberi anak
dan menantunya itu sepasang angsa serta Perahu Kajang Lako. Kedua
angsa dengan Perahu Kajang Lako diperintahkan berlayar di aliran
Sungai Batanghari untuk mencari lokasi kerajaan yang baru. Tumeng-
gung Merah Mato berpesan kepada anak dan menantunya supaya
memperhatikan sepasang angsa tersebut. Jika kedua angsa naik ke Buku ini tidak diperjualbelikan.
darat setelah berlayar, Orang Kayo Hitam dan Putri Mayang Mangurai
beserta pengikutnya harus mengikutinya, kemudian membangun
kerajaan baru di tanah tersebut. Tanah baru itu diberi nama “Tanah
Pilih” dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan kerajaan (Kota Jambi).
Cinta Tanah Air ... 65