Page 11 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 11
East Indiers) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Mereka
tergabung di dalam pasukan tentara Inggris yang berkebangsaan India, yang sering
disebut sebagai tentara Gurkha. Tugas tentara AFNEI sebagai berikut.
a. menerima penyerahan kekuasaan tentara Jepang tanpa syarat.
b. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;
c. melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke
negerinya;
d. menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban,
dan keamanan, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil; dan
e. mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili
sesuai hukum yang berlaku.
Pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI mendarat di Jakarta pada tanggal 29
September 1945. Kekuatan pasukan AFNEI dibagi menjadi tiga divisi, yaitu sebagai
berikut.
a. Divisi India 23 di bawah pimpinan Jenderal D.C Hawthorn. Daerah tugasnya
di Jawa bagian barat dan berpusat di Jakarta.
b. Divisi India 5 di bawah komando Jenderal E.C Mansergh bertugas di Jawa
bagian timur dan berpusat di Surabaya.
c. Divisi India 26 di bawah komando Jenderal H.M Chambers, bertugas di Sumatra,
pusatnya ada di Medan.
Kedatangan tentara Sekutu diboncengi NICA yang akan menegakkan kembali
kekuatannya di Indonesia. Hal ini menimbulkan kecurigaan terhadap Sekutu dan bersikap
anti Belanda.
Sementara Christison sebagai pemimpin AFNEI menyadari bahwa untuk menjalankan
tugasnya tidak mungkin tanpa bantuan pemerintah RI. Oleh karena itu, Christison bersedia
berunding dengan pemerintah RI. Selanjutnya, Christison pada tanggal 1 Oktober 1945
mengeluarkan pernyataan pengakuan secara de facto tentang negara Indonesia.
Namun, dalam kenyataannya pernyataan tersebut banyak dilanggarnya. Sebagai bukti
akan kita lihat dalam kajian di berikut ini.
10