Page 13 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 13
pemerintahan di Semarang. Pada tanggal 7 Oktober 1945, ribuan pemuda Semarang
mengerumuni tangsi tentara Jepang, Kedobutai di Jatingaleh. Sementara pimpinan
mereka sedang berunding di dalam tangsi untuk membahas mengenai penyerahan
senjata. Perundingan itu berjalan tersendat- sendat, tetapi akhirnya disepakati penyerahan
senjata secara bertahap.
Ketegangan antara kedua belah pihak terus berlanjut. Pada tanggal 14 Oktober 1945,
sekitar 400 orang tawanan Jepang dari pabrik gula Cepiring diangkut oleh para pemuda ke
penjara Bulu, Semarang. Dalam perjalanan, sebagian dari para tawanan berhasil
melarikan diri dan minta perlindungan kepada batalion Kedobutai. Oleh karena itu,
tanpa menunggu perintah, para pemuda segera menyerang dan melakukan perebutan
senjata terhadap Jepang. Terjadilah pertempuran sengit antara rakyat Indonesia
melawan pasukan Jepang. Pertempuran ini dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di
Semarang.
Pada tanggal 14 Oktober 1945, pada petang harinya, petugas kepolisian Indonesia
yang menjaga persediaan air minum di Wungkal diserang oleh pasukan Jepang.
Mereka dilucuti dan disiksa di tangsi Kedobutai Jatingaleh. Kemudian, di jalan
Peterongan terdengar kabar bahwa air ledeng di Candi telah diracuni oleh Jepang. Oleh
karena rakyat menjadi gelisah, dr. Kariadi, kepala laboratorium dinas Purusara Semarang
ingin mengecek persediaan air tersebut namun ia dibunuh oleh tentara Jepang. Hal ini telah
menambah sengitnya pertempuran antara para pemuda melawan tentara Jepang.
Para pemuda berhasil menangkap Mayor Jenderal Nakamura di kediamannya, di Magelang.
Tokoh Jepang ini ditahan oleh para pemuda. Hal ini semakin meningkatkan kemarahan
Jepang. Pada hari kedua dan ketiga Jepang berusaha dapat menguasai daerah
Semarang kembali.
Dalam pertempuran itu Jepang membagi kekuatannya menjadi tiga kekuatan
sebagai berikut:
a. Poros Barat, sasarannya penduduk markas kempetai di Karangasem yang telah
dikuasai oleh pemuda. . Selain itu, juga untuk menghambat gerakan bantuan
pasukan dari Pekalongan dan Kendal.
b. Poros Tengah, dengan sasaran menguasai markas AMRI di Hotel Du Pavillon.
12