Page 21 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 21
d. Pertempuran Palagan Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 29 November dan berakhir pada 15
Desember 1945 antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan
Inggris. Latar belakang dari peristiwa ini dimulai dengan insiden yang terjadi di Magelang
sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal
20 Oktober 1945. Oleh pihak RI mereka diperkenankan untuk mengurus tawanan
perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang. Ternyata mereka diboncengi
oleh tentara Nederland Indische Civil Administration (NICA) yang kemudian
mempersenjatai bekas tawanan itu. Pada tanggal 26 Oktober 1945 pecah insiden
Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan tentara Sekutu.
Insiden itu berhenti setelah kedatangan Presiden Sukarno dan Brigadir Jenderal Bethell
di Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan perundingan
gencatan senjata dan tercapai kata sepakat yang dituangkan ke dalam 12 pasal,
diantaranya sebagai berikut.
1) Pihak Sekutu tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan
kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi Allied Prisoners War and
Interneers (APWI-tawanan perang dan interniran Sekutu);
2) Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia- Sekutu; dan
3) Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di
bawahnya.
Ternyata pihak Sekutu ingkar janji. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa
pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan
tentara Sekutu. Pada tanggal 21 November 1945 pasukan Sekutu yang berada di
Magelang ditarik ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur. Namun, tanggal 22
November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan pasukan Sekutu melakukan
pengeboman terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa. Pasukan
TKR bersama pemuda dari Boyolali, Salatiga, Kartosuro bertahan di kuburan Belanda,
sehingga membentuk garis medan sepanjang rel kereta api dan membelah kota
Ambarawa. Sementara itu, dari arah Magelang pasukan TKR dan Divisi V/Purwokerto
di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November
1945 dengan tujuan memukul mundur pasukan Sekutu yang berkedudukan di Desa
20