Page 8 - Negara Kolonial 1854-1942. Panduan penelitian arsip kementerian urusan tanah jajahan. Kepulauan nusantara
P. 8

‘Voogdijpolitiek’ (Politik perwalian), begitulah disebutnya oleh orang pada zaman itu,
               mengakibatkan adanya peluasan dan pengintensifan urusan pemerintah. Proses itu disertai
               dengan modernisasi dan spesialisasi. Demikianlah, pada tahun 1904 didirikan Departement
               van Landbouw (Departemen Pertanian), yang kemudian ditambah dengan Nijverheid en
               Handel (Industri Kerajinan dan Perdagangan), dan pada tahun 1907 didirikan Departement
                                                                                 9
               van Gouvernementsbedrijven (Departemen Perusahaan Pemerintah).

               Aparat negara kolonial semakin banyak menawarkan lapangan kerja bagi pegawai baru dari
               kalangan elite Indonesia berpendidikan barat yang berasal dari kelas (bangsawan) priyaji yang
               lebih rendah dan kelas menengah yang muncul.

               Krisis ekonomi global pada tahun 1930 memaksa pemerintah Hindia mengambil tindakan
               drastis dan langkah yang lebih efektif dalam bidang sosial-ekonomi. Dalam rangka itu
               berlangsung reorganisasi pemerintahan besar yang ketiga pada tingkat pusat: penggantian
               Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel (Departemen Pertanian, Industri
               Kerajinan, dan Perdagangan) menjadi Departement van Economische Zaken (Departemen
               Urusan Ekonomi), dan penggabungan antara Departement van Burgerlijke Openbare Werken
               (Departemen Pekerjaan Umum Sipil) dan Departement van Gouvernementsbedrijven
               (Departemen Perusahaan Pemerintah) menjadi Departement van Verkeer en Waterstaat
                                                                        10
               (Departemen Lalu Lintas dan Pengairan) yang baru (1933).

               Di tahun 20-an dan 30-an Politik Etis mendapat tekanan. Hal itu menyebabkan negara
               kolonial kehilangan dukungan sosial. Guncangan yang disebabkan Perang Dunia Pertama dan
               Revolusi Rusia di kalangan luas, membuat munculnya kebijakan yang menempatkan
               penegakan wibawa Belanda sebagai hal utama. Krisis ekonomi 1920 dan 1930 memperkuat
               kecenderungan itu. Penghematan yang drastis meredam program-program reorganisasi.
               Ketenangan dan ketertiban dianggap sebagai syarat yang penting untuk menarik investor.
               Dalam hubungan itu, seorang mantan Adviseur voor Inlandse Zaken (Penasihat untuk Urusan
                                                                            11
               Pribumi) menyebutnya sebagai politiestaat (negara kepolisian).  Kalangan elite pemerintahan
               Indonesia dan nasionalis Indonesia berbalik melawan penguasa kolonial.





















               9
                 Staatsblad van Nederlandsch-Indië 1904 no. 380; 1907 no. 406; 1911 no. 467 dan 480.
               10
                 Staatsblad van Nederlandsch-Indië 1933 no. 509.
               11
                 Lihat Bab 22 dalam buku panduan ini.
                                                                                                         7
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13