Page 311 - Tan Malaka - MADILOG
P. 311

mereka  menjawab  dengan  cerdik:  “Kasihkanlah  kepada  Maha  Raja,
             haknya Maha Raja itu dan berikan pada Tuhan, haknya Tuhan itu”.

             Walaupun akibatnya pelajaran nabi Isa bertentangan dengan Maha Raja
             Romawi, tetapi Nabi Isa tentu juga mengerti bahwa salahlah sikap yang
             menimbulkan musuh pada dua barisan (fighting on two fronts). Kekuatan
             yang  pertama  mesti  dipusat  dahulu  pada  partai  Rabbi,  partai  yang  dia
             anggap menghisap langsung dan penghianat bangsa Yahudi.

             Partai Rabbi juga maklum dalam hal ini. Mereka iri hati melihat naiknya
             penganut  Nabi  Isa  diantara  Rakyat  miskin.  Rapat  ulama  (Sanhedrin)
             diadakan. Rapat memutuskan akan menangkap Nabi Isa. Dia ditangkap
             sesduah  dikhianati  oleh  Yudas  Es  Kasiot,  salah  satu  pengikutnya.
             Pengikut  yang lain mau mengangkat senjata ketika Nabi Isa ditangkap.
             Tetapi  nabi  Isa  mencegah  dengan  sabda:  “Siapa  yang  memakai  senjata
             akan dibinasakan oleh senjata juga”. Nabi Isa dibawa ke rapat Rabbi yang
             sibuk memikirkan tuduhan palsu terhadap nabi Isa.
             Dimuka  Rapat  Rabbi,  Nabi  Isa  oleh  Imam  Besar  ditanya,  apakah  dia
             mengakui  bahwa  dia  betul  Anak  Tuhan.  Nabi  Isa  akui  terus  terang.
             Pengakuan ini dianggap sebagai penghinaan (penghujatan, godslatering)
             atas Dirinya Tuhan. Atas pengakuan ini, Imam Besar memutuskan bahwa
             Nabi Isa mesti dihukum mati.

             Nabi Isa diikat atas perintah Rabbi dan diserahkan pada Pontius Pilatus,
             wakil Kerjaan Romawi. Nabi Isa tiada menjawab tuduhan Rabbi. Tetapi
             pertanyaan Pontius Pilatus: Apakah betul Isa mengaku, bahwa dia Raja
             Yahudi? Nabi Isa mengaku pula terus terang.

             Pada  hari  itu  lazim  dilepaskan  seorang  hukuman.  Apabila  Pilatius
             bertanya  kepada  para  Rabbi,  siapakah  yang  ia  mesti  lepaskan,  Isa  atau
             seorang  jahat  bernama  Barabas,  maka  para  Rabbi  meminta  supaya
             Barabas, penjahat dibebaskan, dan mendesak supaya Isa dipaku dipalang
             gantungan. Pontius terpaksa membenarkan, dengan perkataan bahwa dia
             tidak mengandung dosa terhadap Nabi Isa.

             Orang ramai dihasut oleh para Rabbi. Diatas kepala Nabi Isa dilingkarkan
             “Mahkota  duri”.  Ditangannya  ditaruh  tongkat  sebagai  ejekan.  Orang
             Ramai  yang terhasut itu berlutut  dimuka  Nabi Isa  yang  bertongkat dan
             bermahkota duri itu, sambil berkata “Sembah simpuh, o, Raja Yahudi”.
             Tiadalah  dilupakan  oleh  ramai  meludahi  “Raja  Yahudi”  itu.  Inilah
             akhinrya, tepuk sorak dan pujian: “Hidup turunan Nabi Daud”.






             310
   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316