Page 310 - Tan Malaka - MADILOG
P. 310

yang didapatnya dalam propaganda lk 18 bulan itu masih begitu sedikit,
               maka maksudnya itu seandainya ada mesti disimpannya untuk sementara.
               Program  yang  penting  dan  pertama  mesti  dijalankan  ialah  mengasihani
               Bapak  di  Langit  dan  mengasihani  manusia  seperti  anaknya  Bapak  di
               Langit.  Nabi  Isa  tiadalah  bermakna  seperti  yang  diartikan  oleh  Ahli
               Filsafatatau Rabbi. Nabi Isa juga tiada memakai Logika atau Dialektika.
               Maknanya  Tuhan  buat  dia  ialah  makna  yang  bisa  dimengerti  oleh
               simiskin ramai yang bukan keluaran Sekolah Tinggi itu. Tuhan sebagai
               bapak, yang adil, pengasih dan penyayang ini dengan dia sendiri sebagai
               anaknya  Tuhan,  itulah  yang  mestinya  menjadi  ikatan  persatuan  yang
               terutama. Nabi Isa lebih dahulu menyuruh mencari Kerajaan Tuhan dan
               KeadilanNya. Sesudah itu makanan dan minuman serta pakaian itu akan
               didatangkan  Tuhan  sendirinya.  Cuma  yang  tak  bertukar  yang  mencari
               benda semacam itu. Demikianlah sabdanya.

               (Sudah tentu madilog bersikap sebaliknya. Makanan dan pakain itu lebih
               dahulu.  Baru  keadilan  dan  kasih  syang  pada  sesama  manusia  itu  bisa
               timbul, tumbuh turut-menurut).
               Tetapi  kasih  sayang  ialah  sifatnya  Tuhan,  sebagai  tali  pengikat  kaum
               Kristen itu tiadalah lagi tampak kalau kita dengarkan Nabi Isa bersabda
               menantang  partai  Rabbi  penindas  langsung  bangsanya  dan  perkakas
               batinnya  Kerajaan  Romawi.  Agitator  Revolusioner  macam  apapun  tak
               bisa memperbaiki ketajaman dan racunnya kiasan serta sindiran, celaan
               dan cacian yang ditujukan pada para Rabbi. Nabbi Isa menanyakan pada
               pendengarnya: Manakah yang lebih, emas ataukah gereja yang memuja
               emas  itu.  Dinasehatkannya  supaya  mendengarkan  dan  melakukan  apa
               yang  dikatakan  oleh  Rabbi  tiu,  karena  merekalah  yang  menduduki
               kursinya  Nabi  Musa.  Tetapi  janganlah  dilakukan  apa  yang  mereka
               lakukan,  karena  mereka  Cuma  pandai  berkata,  tetapi  tiada  mau
               melakukan apa yang dikatannya itu.

               Awas engkau, hai alim ulama, munafik engkau pemimpin edan dan buta
               ular  dan  keturunan  ular  berludak  (sendok),  mustahillah  akan  bisa  luput
               dari api Neraka! Demikianlah sikap pengasih penyayang terhadap Rakyat
               miskin tadi, bertukar menjadi sikap galak dan tajam beracun menentang
               partai Rabbi, musuh nomor satu.

               Pada  masa  Nabi  Isa  pun  sudah  ada  agnet  provocature  (tengkulak
               penjerat).  Mereka  bertanya  pada  Nabi  Isa:  “Apakah  baik  kalau  dibayar
               pajak  pada  Maha  Raja  di  Romawi?”Nabi  Isa  yang  membaca  sanubari






                                                                                         309
   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315