Page 309 - Tan Malaka - MADILOG
P. 309

dan  agama,  tentulah  mendapat  bahan  baru  pula.  Tak  mengherankan
             sesudah bangsa Yahudi pulang dari pembuangan ke Palestina, sifatnya
             Tuhan itu kalau tidak, banyaknya Tuhan sudah berubah.

             Bagaimana  juga  lakonnya  perubahan  sifat  Tuhan  itu  dari  masa  Nabi
             Ibrahim  sampai  kemasa  Nabi  Isa,  pada  permulaan  tarich  Masehi  ini
             Tuhan itu sudah tak kepunyaan Yahudi semata-mata lagi. Pada sabdanya
             Nabi  Isa,  sifat  baru  itu  sudah  nyata  sekali.  Nabi  Isa  yang  langsung
             menentang kaum Rabbi juga menentang pahamnya kaum Rabbi tentang
             agama.
             Dalam  sabda  di  Gunung  Sermon  on  the  mountain,  (bergrede),  ialah
             kuncinya  agama  Kristen,  Nabi  Isa  menganjurkan  supaya  jahat  jangan
             dibalas  dengan  jahat  pula,  melainkan  kalau  orang  memukul  pipi
             kananmu,  maka  berikanlah  pipi  kiri,  kalau  ornag  memaksa  engkau
             berjalan  1  mil,  ikutlah  dia  dua  mil  jauhnya.  Nabi  Isa  mengichtiarkan
             pelajarannya  dengan  maha  kasih  pada  Tuhan  dan  kasih  pada  sesama
             manusia, seperti diri sendiri. Nabi Isa datang dari seorang pemberontak
             daerah  Galilea,  disambut  oleh  Rakyat  Jelata  dikota  Yerusalem  dengan
             hosanna (Hidup!) turunan Nabi atau Raja Daud. Dalam Kitab Injil kita
             baca Nabi Isa mengobati semua penyakit dengan mantera saja, menyihir
             roti  dari  tujuh  potong  menjadi  ribuan  dsb.  Sihir  dan  kegaiban  itu  tak
             masuk kedalam daerah Madilog, yang nyata disini bahwa kemana Nabi
             Isa  pergi,  diikuti  dan  disambut  oleh  Rakyat  miskin  dengan  ombak
             gembira dan hati penuh pengharapan.
             Bisakah dan maukah Nabi Isa mengadakan perlawanan dengan senjata?
             Mau  atau  tidaknya  tak  mudah  dijawab,  karena  pertentangan  antara
             beberapa  sabdanya  Nabi  Isa  kepada  muridnya.  Pada  satu  pihak
             disabdakan, bahwa ia  tidak datang buat perdamaian,  melainkan dengan
             pedang.  Pada  lain  pihak  disabdakan  bahwa  yang  memakai  pedang  itu
             akan tertikam oleh pedangnya sendiri.
             Tetapi sari pelajarannya ialah maha kasih pada Tuhan (Bapak) dan kasih
             pada sesama manusia.

             Tiada mengherankan!
             Perlawanan  dengan  senjata  terhadap  Partai  Rabi  yang  dilindungi  oleh
             Kerajaan  Romawi  yang  sedang  naik  Mataharinya,  yang  muda  remaja,
             kuat kokoh itu, mesti sia-sia belaka.

             Tidak  mustahil  terpendam  dalam  hati  sanubarinya  ada  maksud
             memerdekakan  bangsanya  dengan  senjata,  tetapi  selama  pengikutnya



             308
   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313   314