Page 312 - Tan Malaka - MADILOG
P. 312

Sikap Nabi Isa dimuka Hakim, ditengah-tengah ocehan, caci maki ramai
               dan  diatas  palang  gantung,  terus  terang  mengaku  dan  teguh  tegap
               memegang  azasnya  sampai  nafasnya  terakhir  menajaibkan  dan
               menaklukkan kawan lawan.
               Walaupun  kepercayaan  bahwa  Nabi  Isa  hidup  kembali  dan  memberi
               amanat  kembali  kepada  pengikutnya  ada  diluar  daerah  Madilog,  tetapi
               logis dan sepatutnyalah, azas dan sikap Nabi Isa terus hidup kekal.

               Azasnya  Nabi  Isa  kalau  boleh  dengan  kasar  ringkas  saya  gambarkan
               ialah:  “Komunisme  sederhana”.  Komunisme  sederhana  ini  betul-betul
               dijalankan oleh kaum Kristen sebelum mereka dimasuki dan pikirannya
               dipaksakan oleh kaum Berpunya dan Berkuasa. Sikapnya nabi Isa ialah
               sikap Maha Pencipta dan Maha Satria.

               Di “Kitab Suci” pun bisa kita saksikan, bahwa Nabi Isa, selalu didapati
               diantarai  ramai,  miskin,  diantara  orang  melarat,  hina  dina,  sakit  gila.
               Mereka  inilah  buat  Nabi  Isa  yang  sebenarnya  calon  buat  Negara  1000
               tahun  “mellenium”yang  akan  datang  di  Bumi  kita  ini.  Yang  penuh
               dengan keadilan dan cinta kasih sayang. “Lebih mudah buat seekor unta
               masuk  kelubang  jarum  daripada  buat  seorang  kaya  masuk  kesurga”,
               sabda nabi Isa ini menunjukkan, bahwa orang kaya itu diluar partainya
               partai Rabbi, perkakas kerajaan Romawi yang hidup dengan sukaria dan
               gila hormat dan pujian itu, ialah musuh mutlaknya dan langsung menjadi
               sebab matinya Nabi Isa.
               Pada  permulaan  Tarich  Masehi  ini,  kita  belum  lagi  mempunyai
               perindustrian, kemesinan, pabrik yang bisa mengikat Yang Tak Berpunya
               itu  dalam  satu  kumulan,  dengan  tuntutan  ekonomi  Berpunya  itu  dalam
               satu kumpulan, dengan tuntuntan ekonomi atau politik. Nabi Isa memakai
               idaman Rakyat Jelata pada masa itu! Idalam itu tergambar pada agama
               Yahudi,  ialah  kepercayaan  datanganya  “Negara  1000  tahun”  yang  suci
               itu,  bersamaan  dengan  turunnya  satu  almasih,  Mahdi.  Tiada  berada
               bedanya kepercayaan Rakyat Yahudi pada masa itu dengan kepercayaan
               Rakyat  kita  di  Jawa  Tengah  pada  kedatangan  Ratu  Adil.  Makin
               mendalam  kemelaratan,  makin  keras  pengaruhnya  kepercayaan  itu  di
               sanubari  Rakyat.  Pemimpin  yang  jujur  tahu  membangkitkan  semangat
               Rakyat Jelata, serta teguh tangkas sikapnya, mesti Isa berlaku seperti besi
               berani  yang  menarik  besi  lain.  Pengaruhnya  tak  bisa  disingkirkan.
               Pemimpin semacam itulah Nabi Isa, menurut paham saya, dia memenuhi
               idaman Rakyat Jelata pada masanya.






                                                                                         311
   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317