Page 343 - Tan Malaka - MADILOG
P. 343

berlaku  A  itu  boleh  Non  A,  ya  itu  boleh  tidak,  sangkutan  ini  boelh,
             sangkutan itu boleh, sembarang sangkutan, akrena semua sangkutan itu
             bergerak,  dsb  …..  pendeknya  kalau  Madilog  kita  bandingkan  dengan
             Teori Relativity itu, maka boleh kita simpulkan:

                -  Dasar  Teori  Relativity,  bahwa  semua  sangkutan  itu  bergerak
                    adlaah cocok dengan Madilog.

                -  Pergerakan  semua  sangkutan  itu  pada  penghabisan  kaji,  tiadalah
                    terdapat pada pikiran manusia, seperti kata Cassirer & Co, tetapi
                    pada  benda  di  Alam  Raya,  dimana  semua  benda  takluk  pada
                    gerakan.
             Boleh dikatakan selalu Cassirer bersandar pada ahli Filsafat Kant. Seperti
             sudah  kita  bilang,  Kant,  tidak  terus  lalu  (konsekuwen)  seperti  Hume.
             Kant berhenti setengah jalan, selslu terganggu oleh rintangan benda ia,
             pikiran ia “wenn und aber” kalau dan tetapi. Filsafatnya Kant bukanlah
             filsafat  buat  bertarung.  Begitu  juga  Cassirer,  berhenti  ditengah-tengah
             jalan.
             Yang  ditentangnya  rupanya  filsafat  Materialisme  lama,  yang  mekanis,
             seperti didaerah L Mettoi dsb. Cassirer tak pernah mengemukakan paham
             materialis yang dialektis, seperti Marx-Engels & Co. buat materialis lama
             memang tak ada perlantunan. Semua pikiran itu ialha gambaran dari yang
             nyata,  dari  benda.  Tak  pernah  pikiran  tadi  melantun  dan  membentuk
             kebendaan.  Materialisme  mentah  itulah  yangdikatakan  bersifat  keanak-
             anakan  oleh  Cassirer.  Dalam  hal  menentang  materialisme  mentah  itu
             Cassirer  bersifat  mentah  pula:  Ia  pulangkan  semua  pada  otak  sebagai
             sumber dari segala dasar pikrian dan peralaman.

             Tetapi kalau dengan langsung dia bertanyakan, manakah yang dahulu dan
             mana yang kemudian, pikiran itu ataukah benda dan kejadian (alam),
             maka seperti gurunya Kant dia juga memakai “wenn und aber”, aklau dan
             tetapi. Kata Cassirer pikiran dan benda semacam itu menjadi, “komplex”
             sulit.  Tak  ada  yang  bisa  menjawab  dengan  pasti  ya  atau  tidak.
             Jawabnya  Cuma  satu  moment,s  atu  saat  saja,  seperti  A  itu  boleh  juga
             tidak A. Buat ahli Fisika seperti Newton (terusannya Cassirer) tempat dan
             tempo itu ialah barang yang nyata yang bisa diperalamkan. Tetapi buat
             ahli filsafat seperti Bergson semuanya itu ialah barang impian (fiction)
             dan buah pikiran semata-mata (abstraktion). Buat Cassirer baikpun benda
             nyatanya Newton, ataupun buah pikirannya Bergson itu, Cuma moment,
             Cuma saat, yang mengalir yang tak bisa ditentukan mana yang dulu mana
             yang kemudian, mana yang betul, mana yang salah.



             342
   338   339   340   341   342   343   344   345   346   347   348