Page 84 - Tan Malaka - MADILOG
P. 84

maka mesti ada sebab yang menggerakkan atau menukar arah geraknya."
               Semua benda dan semua kodrat dialam ini sudah tersusun (diorganisir).
               Pada  satu  penyusunan  dan  pengumuman,  pada  satu  undang.  Tak  ada
               benda di alam ini, di atas bumi dan langit, tumbuhan, hewan logam, bumi
               dan bintang yang tiada takluk pada undang ini.
               Disinipun  kita  pastikan,  bahwa  benda  dan  kodrat  itu  bisa  dipancirkan.
               Walaupun undang ini bernama Laws of Motion, undang gerakan, tetapi
               gerakan dan kodrat itu berbedaan pada Benda. Tak ada simpulan science,
               undang  science,  yang  berhubungan  dengan  kodrat,  yang  mengandung
               kodrat  saja  atau  benda  semata-mata.  Kita  ingat  pada  A  =  B.  A
               diterjemahkan diartikan dengan B, dan B diartikan dengan A. begitu juga
               mestinya benda diartikan dengan kodrat dan kodrat dengan benda.

               Putik  apel  yang  kecil  itu  tetap  pada  ranting,  sebab  tampuk  cukup  kuat
               buat  menahan  apel  itu  jatuh  disebabkan  tarikan  bumi.  Jadi  kekuatan
               tampuk  bisa  membantah  kodrat  bumi  menarik.  Tetapi  karena  tampuk
               busuk, maka kodratnya hilang. Sekarang kodrat bumi menang dan putik
               apel jatuh, kebetulan di atas hidung Newton. Apel yang begitu kecil bisa
               membikin  berasa  sakit.  Hal  ini  menyebabkan  Newton  takjub  berpikir,
               mengadakan  experiment,  dan  menyimpulkan  undang  kedua.  Undang
               yang  kedua  mengandung  banyak  technical  terms,  perkataan  yang
               terkhusus artinya buat ahli mekanika.

               Kita  tiada  bisa  tuliskan  saja  undang  itu  disini  dengan  tiada  memakai
               keterangan yang panjang sekali, keterangan mana tiada berkenaan dengan
               maksud  bagian  buku  ini.  Undang  itu  berguna  sekali  buat  hitung
               menghitung  benda  yang  bergerak,  benda  yang  jatuh  umpamanya.  Buat
               seorang  opsir  umpamanya,  formule  yang  mengandung  kesimpulan
               undang itu, adalah seperti cangkul buat pak tani. Kalau opsir artileri tak
               ber-fomule itu, maka ia tak bisa menghitung berapa tinggi dan jauhnya
               peluru  bisa  melayang.  Menaksir,  bisa  atau  tidaknya  ia  mengenai
               tujuannya.  Bomnya  satu  bomber  akan  percuma  jatuh,  kalau  tiada
               mengakui  dan  menjalankan  undang  kedua  ini.  Pendeknya  undang  ini
               tersimpul pada perhitungan yang mesti, yang bernama formule.

               Maknanya undang kedua ini tiada lain, melainkan barang yang jatuh itu
               bertambah  cepat  jatuhnya  dari  second  ke  second.  Pada  sekonde  (detik)
               yang  kedua  jatuhnya  lebih  cepat  dari  yang  pertama,  yang  ketiga  lebih
               cepat  dari  yang  kedua  dsb.  Formule  yang  sulit  yang  dikandung  oleh
               undang kedua ini menggambarkan dengan huruf, berapa naiknya tambah
               kecepatan  itu  tiap-tiap  sekonde.  Makin  lama  barang  jauh,  makin  cepat




                                                                                          83
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89