Page 7 - Asas-Asas dan Dasar-Dasar Tamasiswa
P. 7
6
2. ASAS TAMAN SISWA 1922
Sebelum tahun 1947, yaitu saat disahkannya Keterangan “Dasar-dasar Taman Siswa”
yang batu, berasal dari rencana Panitia di bawah pimpinan Ki Mangunsarkoro, sesuai dengan
putusan Rapat Besar Umum tahun 1946, maka Taman Siswa hanya mempunyai anggaran atau
Keterangan Asas, yang tertulis dan diresmikan dalam Protokol 1922, seperti termaksud di
bagian 1 di muka. Untuk mudah dapat membeda-bedakan antara “Keteragan Asas” tersbut
dengan Keterangan Dasar-dasar yang disahkan pada Rapat Besar tahun 1947, maka telah saya
anjurkan, hendakya untuk seterusnya kita memakai istilah: “ASAS 1922” dan “DASAR-DASAR
1947”.
Pokok perbedaan antara kedua-duanya keterangan ialah bahwa “Asas 1922” tadi
sebenarnya tidak lain dari pada asas perjuangan yang diperlukan untuk waktu itu, dalam
mana sudah terkandung dasar-dasar yang menjelaskan sifat-sifat Taman Siswa pada
umumnya. Adapun “Dasar-dasar 1947” ialah susunan dasar-dasar, yang memuat perincian
dasar-dasar yang terpakai di dalam Taman Siswa, sejak berdirinya pada tahun 1922 hingga
seterusnya baik yang terkandung dalam Keterangan asas-asasnya (yang berpasal tujuh itu),
maupun yang terdapat dalam segala peraturan-peraturan dan berbagai adat-istiadat dalam
hidup dan penghidupan Taman Siswa, seperti nanti akan saya jelaskan.
Dalam pada itu baiklah pula kita memasukkan segala sikap tindakan serta pengalaman
ke dalam pandangan kita, terutama yang bertalian dengan peristiwa-peristiwa yang khusus.
Pula berbagai semboyan-semboyan yang memberi petunjuk-petunjuk jelas tentang dasar-
dasar atau asas-asas Taman Siswa.
Apakah isi yang merupakan inti dalam Asas 1922 itu? Marilah kita mengikuti susunan
“Keterangan Asas”, yang selengkapnya termuat di bagian belakang.
Pasal pertama: Di sinilah dapat kita saksikan sendiri terkandungnya dasar
kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur dirinya sendiri. Dijelaskan di situ, bahwa
kebebasan tadi bukan kebebasan yang leluasa, namun kebebasan yang terbatas dan harus
mengikuti tertib-damainya hidup bersama. Dengan tegas ayat ke-2 dalam pasal itu
mengemukakan tujuan dari pada hidup merdeka tadi, yaitu hidup tertib dan damai; bukan