Page 10 - Asas-Asas dan Dasar-Dasar Tamasiswa
P. 10

9


               hidup  mereka  dan  bebas,  amat  sukarlah  rupanya  untuk  menirunya.  Kesukaran  tadi

               disebankan, karena untuk menegakkan sistim membelanjai sendiri tadi diperlukan (sebaai

               syarat mutlak pula) keharusan untuk hidup sederhana.

                       Pasal ketujuh: teranglah dalam pasal ke-7 ini harus adanya keikhlasan lahir dan batin

               pada kita, untuk mengorbankan segala kepentingan kita epada selamat bahagianya anak-

               anak yang kita didik. Kita harus sanggup mematahkan segala ikatan lahir dan batin, yang

               mengikat jiwa raga kita, untuk dapat “berhamba kepada Sang Anak”, dengan segala hasrat

               kesucian.

                       Sekianlah asas-asas Taman Siswa yang diumumkan pada tanggal 3 Juli 1922 dan pada

               tanggal 7 Agustus 1930 disyahkan oleh “Kongres Taman Siswa” yang pertama di Yogyakarta,

               sebagai  asas  yang  harus  “tetap  hidup  sebagai  pokok  yang  tak  boleh  berubah,  tak  boleh

               disangkal dan tak boleh dikurangi oleh suatu Peraturan atau Adat dalam kalangan Taman
               Siswa,  selama  nama  Taman  Siswa  ini  hidup  terpakai”  seperti  termaktub  di  dalam  naskah

               “Perjanjian Pendirian”, yang dulu biasa disebut “Stichtingsprotocol” itu.


                       Bagi mereka yang hendak menyelidiki sendiri isi selengkapnya dari pada Keterangan

               Asas  tahun 1922  tadi  perlulah  kiranya  naskah  seutuhnya  yang  resmi  kita  muat di  sini;  di
               bagian belakang.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15