Page 14 - Asas-Asas dan Dasar-Dasar Tamasiswa
P. 14
13
4. PERATURAN-PERATURAN TAMAN SISWA
Seperti tersebut di muka tadi, untuk dapat menetapkan dasar-dasar apakah yang ada
di dalam hidup dan cita-cita Taman Siswa sejak berdirinya hingga tahun 1947, “Panitia
Mangunsarkoro” tidak saja menggunakan “Asas 1922” seperti yang kami jelaskan di muka,
namun segala keterangan-keterangan resmi (antara lain: Perjanjian Pendirian, Sendi
Pendidikan, Sendi Organisasi, dan sebagainya), pula peraturan-peraturan, mulai “Peraturan
Besar” sampai “Peraturan-peraturan Khusus” dan peraturan-peraturan lainnya, sudah
diselidikinya. Selain dari pada itu saya sendiri berpendapat bahwa masih juga ada bahan-
bahan peyelidikan, yang mungkin menunjukkan adanya dasar-dasar yang dicari itu, yaitu
“Adat-istiadat” yang berlaku di dalam dunia Taman Siswa. Apakah itu? Sebagaimana diketahui
yang disebut “adat-istiadat” atau “adat yang diadatkan” itu ialah segala kebiasaan (adat) yang
timbul dengan disengaja atau tidak, namun kemudian diakui sebagai peraturan yang syah,
sekalipun tidak tertulis. Pengakuan tadi disebabkan karena pertama kalinya adat tadi
dibenarkan sebagai cara bergaulnya anggota-anggota dalam suatu masyarakat, yang
menggampangkan timbulnya tertib-damai dalam hidup serta penghidupan masyarakat tadi.
Kedua kalinya karena adat itu, meskipun berupa peraturan-peraturan yang tidak tertulis,
namun adat-istiadat itu biasanya sangat ditaati, bahkan kadang-kadang lebih dipatuhi dari
pada peraturan-peraturan yang tertulis. Tidak tertulisnya adat-istiadat itu ialah karena orang
menganggap adat tadi sebagai barang yang sudah semestinya; jadi tidak perlu ditulis, tidak
perlu dibicarakan dan diputus dalam rapat-rapat. Dalam pada itu harus diinsyafi bahwa
timbulnya adatg itu ialah karena memang dibutuhkan orang, sedangkan peraturan itu
biasanya dirasai sebagai “perintah” atau “paksaan” yang datang dari luar. Inilah kiranya yang
menyebabkan orang kadang-kadang mempunyai semangat untuk melanggar, bahkan untuk
menentang peraturan-peraturan resmi.