Page 18 - Asas-Asas dan Dasar-Dasar Tamasiswa
P. 18

17


                       (hidup) adalah sama dengan “mesin” dan ini tidak dapat dibenarkan. Hal ini belum

                       pernah menjadi “peraturan tertulis”, namun senantiasa ditaati oleh para pemimpin

                       kita.

                   7.  Tentang adat-adat kesusilaan: boleh dibilang banyak “aturan-aturan” yang mengenai
                       pelbagai ketertiban dalam hal-hal kesusilaan, yang belum pernah terbentuk sebagai

                       “peraturan”,  namun  terjadi  dengan  sendirinya  dan  ditaati  oleh  segenap  Keluarga

                       Taman Siswa di seluruh Indonesia. Kesusilaan tadi ada yang berkaitan dengan hidup
                       kekeluargaan,  hidup  kemasyarakatan,  keekonomian,  kerumah-tanggaan,  dan

                       sebagainya dan yang terpenting (karena merupakan suatu tiang tertib-damai) ialah

                       kesusilaan-kewanitaan.  Selalu  nampaklah  dasar-dasar  dan  asas-asas:  kodrat-alam,

                       kemerdekaan,  kebudayaan,  kebangsaan  dan  kemanusiaan,  di  dalam  orang  Taman

                       Siswa  menentukan  apa  yang  baik  atau  buruk,  kapa  yang  boleh  atau  yang  harus
                       dilakukan serta pula apa yang perlu dilarang. Biasanya adat-adat yang kita adatkan di

                       dalam  masyarakat  Taman  Siswa  mengenai  hal-hal  tersbut,  sangat  dipatuhi  dan

                       pelanggaran-pelanggaran  biasanya  mudah  diselesaikan,  karena  dalam  hal-hal  itu

                       selalu Nampak terang adanya keinsyafan pada anggota-anggota kita semuanya.

                       Cukup sekianlah kiranya contoh-contoh “adat-istiadat” yang ada di dalam hidup dan

               penghidupan  Keluarga  Taman  Siswa.  Hendaknya  diketahui,  bahwa  banyak  peraturan-

               peraturan yang kini sudah menjadi “peraturan tertulis”, tadinya hanya berupa “adat” belaka.
               Masuknya adat-adat tadi ke dalam peraturan-peraturan Taman Siswa, baik Peraturan Besar

               maupun peraturan-peraturan khusus, biasanya disebabkan karna kadang-kadang masih ada

               orang-orang  anggota  kita,  yang  kurang  sadar  atau  kurang  insyaf  dan  masih  memerlukan

               “peraturan yang tertulis”. Pernah atas permintaan yang berkenaan, saya memberikan sebuah

               “Peraturan Besar Tata-Tertib” (yang saya beri nama “Groot Reglement van Orde en Tucht”)
               kepada “Wisma Rini”, yang hanya berpasal tiga dan berbunyi demikian:


                   a.  Fikir-fikirkan dan rasa-rasakanlah segala kesulitan, dan bagaimana yang hendak kamu

                       lakukan.

                   b.  Kalau  kamu  tidak  dapat  mengambil  keputusan,  carilah  contoh  teladan  dari  adat-
                       istiadat yang ada di dalam hidup rakyatmu.

                   c.  Kalau belum juga kamu dapat teladan yang mencukupi keinginanmu, barulah kamu

                       boleh bertanya kepada pemimpinmu.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23