Page 18 - Buku Toponimi Vorstenlanden Bab 1
P. 18

ke Surakarta. Dalam keadaan  lemah dan tidak sadar , Paku Buwono

            menyerahkan Mataram kepada VOC. Keadaan demikian memungkinkan
            hal itu terjadi. Menurut tradisi Timur orang yang akan meninggal biasanya

            menyerahkan keluarganya kepada orang yang menjadi kepercayaannya.
            Hal ini diartikan oleh Belanda, bahwa sejak itu  VOC  berkuasa penuh

            atas Mataram. Pada tahun 1749 Paku Buwono  II wafat dan digantikan
            oleh putranya bergelar  Paku Buwono III  dan Belanda  mengakuinya

            sebagai Sultan Mataram yang baru, tetapi setelah itu VOC  berusaha
            untuk memecah belah Mataram dengan demikian akan dapat dikuasainya.

                   Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said cukup tangguh. Raden Mas

            Said mendapat julukan “Pangeran Samber Nyowo” (pangeran merenggut
            maut). Namun  sayang,  karena  antara  keduanya kemudian  terjadi  per-

            selisihan  yang kemudian dimanfaatkan oleh Belanda untuk memecah
            belah Mataram. Perseturuan antara Paku Buwono II yang dibantu Kompeni

            dengan Pangeran Mangkubumi  dapat diakhiri dengan Perjanjian Giyanti
            tanggal 13 Februari 1755 yang isinya Mataram dipecah menjadi dua, yakni:

                 a.  Mataram  Barat  yakni  Kesultanan  Yogakarta,  diberikan  kepada
                   Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I.

                 b.  Mataram Timur yakni Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku
                   Buwono III.























                                                10
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23