Page 47 - E-Modul Neraca Massa dan Energi II
P. 47
NERACA MASSA DAN
ENERGI II
tw = suhu penguapan adiabatik
S = kapasitas kalor lembab molal rata-rata udara
Dengan asumsi bahwa suhu bola basah tetap konstan, selama proses
berlangsung suhu bola kering akhir yang dicapai oleh seluruh berat udara menjadi
suhu bola basah tw, sesuai dengan saturasi dan kelembaban Hu. Dalam kisaran suhu
dari 32 sampai 200 ° F kapasitas panas molal udara dan uap air diambil dari
Gambar. 60 sebagai konstan pada 6.95 dan 8.04, masing-masing. Kemudian, dari
persamaan 43, S = 6.95 + 8.04H. Mengganti nilai-nilai ini dalam persamaan 44 dan
mengatur ulang memberi
= −
6,95 + 8,04 + 8,04( − )
Integrasi antara limit H, t dan Hw, tw,
1 6,95 + 8,04 1
=
8,04 6,95 + 8,04 8,04 + 8,04( − )
Atau 6,95 + 8,04 + 8,04( − )(6,95 + 8,04 ) = 6,95 + 8,04
( − )
Atau = +
6,95+8,04
Suhu tw dari penguapan adiabatic untuk percobaan. Nilai suhu bola
basah, asalkan penguapan dari termometer bola basah berlangsung secara adiabatik
yaitu, tanpa perolehan atau kehilangan panas oleh radiasi, dan juga asalkan
kesetimbangan tekanan uap aktual ditetapkan pada antarmuka cairan-udara.
Kondisi pertama diwujudkan di mana udara dilewatkan dengan cepat termometer
bola basah sehingga kesalahan radiasi dapat diabaikan; kondisi kedua benar di mana
laju penguapan mengikuti laju perpindahan panas secara konveksi. Kondisi terakhir
ini diwujudkan tanpa kesalahan yang berarti pada suhu di bawah 150 ° F. Oleh
karena itu, garis-garis evaporasi adiabatik biasanya disebut garis temperatur bola
basah.
Garis pendinginan adiabatik pada Gambar 19 dibangun dari persamaan 46.
Sesuai dengan nilai tw yang dipilih, nilai suhu bola kering dihitung untuk
menyesuaikan dengan berbagai kelembapan, sehingga membentuk kurva lengkap.
Garis suhu pendinginan adiabatik pada Gambar 19 yang berlaku untuk gas dengan
47 | P a g e