Page 136 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 136

melawan  Undang-Undang  Anti  Sodomi  Prusia.  Nanti  di
            tahun 1886, Richard von Krafft-Ebing menggunakan istilah
            ‘homoseksual’  serta  ‘heteroseksual’  dalam  bukunya
            Psychopathia  Sexualis  dan  kedua  istilah  itu  menjadi
            standar penyebutan yang diterima di seluruh dunia. Lalu
            kita mengenal  istilah  ‘LGBT’ yang merupakan singkatan
            dari  Lesbian,  Gay,  Bisexual,  and  Transgender.  Lalu
            muncul  pula  istilah  ‘homo  social’  yang  menjelaskan
            adanya  ketertarikan  pada  sesama  jenis  di  luar  konteks
            seksual.

            Sokrates,  Lord  Byron,  bahkan  konon  Alexander  Agung
            juga  merupakan  salah  satu  di  antara  deretan  tokoh
            sejarah  dunia  yang  terlibat  aktifitas  homoseksual.
            Foucault  ikut  berperan  penting  membentuk  konstruksi
            pelabelan seksualitas termasuk untuk kaum LGBT.

            Sejarah mencatat Khnumhotep and Niankhkhnum di Mesir
            kuno  sebagai  gay  pertama,  lalu  ada  istilah  ‘motsoalle’
            yang  berarti  teman  baik  yang  menandakan  hubungan
            spesial  antara  sesama  perempuan  Basotho  di  Lesotho
            yang  sekalipun  berstatus  sudah  berumah  tangga  tetapi
            dapat terlibat dalam ikatan kontak seksual. Catatan Wang
            Shunu tentang Dinasti Liu-Song di abad ke 3 menegaskan
            homoseksualitas  dianggap  sama  dan  diterima  seperti
            heteroseksualitas  oleh  masyarakat.  Dalam  Manu  Smriti
            menyebutkan  kelompok  jenis  kelamin  ke  3  yang  dapat
            terlibat  dalam  suatu  aktifitas  homoseksual  serta
            mengungkapkan gendernya secara non-tradisional, atau
            kisah  epik  Gilgamesh  di  Mesopotamia  yang  memiliki
            hubungan  percintaan  dengan  Enkidu.  Lukisan  Shah
            Abbas dari Persia dengan seorang bocah lelaki, adanya
            kisah  homoseksualitas  dalam  karya  Serat  Centhini  di

                                     134
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141