Page 133 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 133

Segera saya membuka pintu dan mempersilakan James
            masuk. Wajahnya terlihat tertekan. Dia langsung memeluk
            saya erat. Saya hanya bisa terkejut dengan tindakannya,
            tapi  saya  balas  memeluknya,  dan  menutup  pintu
            apartemen saya dengan menggunakan kaki saya.

            “Kenapa dengan kamu?” tanya saya lagi.

            Dia  masih  diam.  Saya  membelai  kepalanya,  lalu
            mengecup    lehernya,   dan   kembali   memeluknya,
            membiarkannya  diam  dan  berdiri  dalam  posisi  ini  untuk
            beberapa  saat  lagi.  Saya  bisa  merasakan  detak
            jantungnya berpacu dengan cepat, dan badannya sedikit
            bergetar. Tapi saya memutuskan untuk tidak berkata-kata
            dulu, menunggu barang semenit atau dua menit lagi. Lalu
            tiba-tiba  James  menatap  wajah  saya,  dibiarkannya
            keningnya bersentuhan dengan kening saya.

            Kemudian  James  mengecup  bibir  saya,  dilumatnya
            dengan  penuh  nafsu.  Awalnya  saya  membiarkan  saja,
            asyik  membalas  kecupannya  dengan  semua  rasa  yang
            saya miliki. Entah kenapa, sesuatu terasa salah, sesuatu
            seperti memberontak dari dalam diri saya. Dan akhirnya
            saya  menghentikan  kecupan  itu  yang  telah  menjelma
            menjadi  ciuman  penuh  nafsu,  dan  saya  mendorongnya
            perlahan duduk di sofa.

            “Biar saya buatkan kamu teh hangat, agar kamu rileks,”
            kata saya sambil melangkah ke dapur yang hanya terletak
            sekitar  lima  belas  meter  di  depan  sofa  tempat  James
            duduk.

            Saya mengamati wajahnya yang terlihat lesu tersebut.
                                     131
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138