Page 129 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 129
“Tapi, maaf kalau saya tanyakan ini, La, tidakkah masih
ada pekerjaan lain yang mungkin bisa kamu coba?”
“James, tiga kali saya kabur dari panti, mencoba beberapa
pekerjaan. Tahukah kamu, kalau di setiap pekerjaan itu,
saya juga menjadi korban laki-laki biadab yang mengejar
nafsu? Pelayan di café, saya digoda oleh pengunjung,
dilecehkan oleh manajer saya sendiri. Bekerja sebagai
kasir di swalayan, saya dituduh menggoda suami salah
satu kasir senior saya. Jadi tukang parkir sekalipun,
bentuk-bentuk pelecehan yang saya hadapi jauh lebih
tidak menyenangkan.
Mimpi buruk, James! Saya tidak minta sama Tuhan
dilahirkan dengan bentuk tubuh seperti ini! Cantik atau
seksi seperti ini! Saya tidak merasa diri saya cantik sama
sekali. Laki-laki melihat saya dengan nafsu, perempuan
melihat saya dengan laknat. Makanya saya kembali ke
sini, James! Karena hanya di panti, saya bisa merasa
aman,” kata Lela sambil terlihat sedih.
“Maafkan saya kalau berkata-kata kasar, La…tidak ada
maksudku untuk menghinamu sedikit pun…” kata saya
sambil membelai rambutnya.
“Jadi sekali lagi, James, saya harus tanyakan, apa yang
kamu lihat dari saya?” kata Lela sambil menatap saya.
“Saya melihat kamu seperti seorang laki-laki yang melihat
perempuan yang dicintainya, Lela. Ya, memang tidaklah
logis kalau saya bilang perjumpaan pertama kita di panti,
saya juga tidak munafik ketika tampaknya saya
memanfaatkan kamu karena layanan ‘plus-plus’ itu, dan
127