Page 124 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 124
“Lela…” saya mulai menghela napas panjang,
menghampiri Lela yang sedang duduk, lalu saya ikut
duduk di sampingnya, dan merangkul bahunya.
“Saya tidak pantas untuk kamu, James…” katanya sambil
menyandarkan kepalanya di bahu saya.
“Kenapa bicara begitu, La,” kata saya perlahan sambil
mengecup keningnya.
“Kamu tahu persis kalau orang-orang membenci saya,
menganggap saya hina, James,” kata Lela sambil
melepaskan kepalanya dari bahu saya, lalu menatap
saya.
“Lihat saya, James…lihat baik-baik…saya hanya anak
kampung yang datang merantau ke sini dan bekerja jadi
tukang pijat, tangan dan tubuh saya berpindah dari satu
laki-laki ke lainnya…apa yang kamu lihat dari saya,
James?”
“Kenapa kamu menistakan pekerjaan yang kamu geluti
itu, La, kalau-kalau saja kamu tidak tahu, pijat adalah hal
mulia yang pernah ada, makam kuno Akmanthor di
Saqqara Mesir contohnya, berlukiskan dua orang laki-laki
dalam posisi saling memegang tangan dan kaki secara
bergantian yang ditafsirkan sebagai penerapan pijat untuk
relaksasi pada zaman itu.
Bian Que, tabib legendaris di Cina yang konon
memanfaatkan pijat sebagai sarana penyembuhan.
Jīvaka Komarabhācca yang konon adalah tabib pribadi
sang Buddha sekaligus penemu pijat tradisional Thailand
122