Page 142 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 142

Dengan  langkah  berat,  James  mendekati  saya,  dan
            dilihatnya ke luar, ke lorong di luar kamar apartemen saya
            yang  tampak  sunyi,  kesemua  pintunya  tertutup  rapat.
            James kembali menatap saya, lalu memeluk saya dengan
            erat.

            “Dalam  hidup  kita  manusia  pasti  berbuat  banyak
            kesalahan,  James…  gak  ada  orang  yang  sempurna.
            Sekarang  kesempatan  kamu,  membuat  pilihan  kamu
            sendiri,  dan  memperbaiki  semuanya…”  kata  saya  di
            telinganya, sambil ikut memeluk dia erat.

            “Jangan  pernah  ke  sini  lagi,  James,”  kata  saya  sambil
            melepas pelukannya dengan perlahan.


            “Jalani hidupmu…”

            Lalu saya membiarkan James keluar dari pintu apartemen
            saya, dan saya segera menutup pintu, menguncinya, dan
            kembali ke ranjang saya, merebahkan diri, dan menutup
            mata.

                                     *




            James

            Saya  berjalan  meninggalkan  gedung  apartemen  itu
            dengan sedih, memikirkan bahwa hidup saya kini seperti
            lembaran  kertas  kosong.  Saya  tidak  tahu  harus
            menulisnya  dari  mana.  Mungkinkah  Tuhan  sudah

                                     140
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147