Page 144 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 144

lagi tentang sejarah, sains, perkembangan berita, ataupun
            kehidupannya sebagai aktifis kaum  LGBT.  Yang terjadi,
            adalah  saya  membiarkan  diri  saya  menemukan
            kenyamanan  berada  di  dekatnya,  menghabiskan  waktu
            lebih  banyak  bersamanya,  dan  pada  akhirnya  saya
            menemukan sisi terliar saya karena dirinya.


            Tapi  itu  juga  palsu!  Kenyataannya,  saya  dekat  dengan
            Hendrik  karena  saya  kehilangan  figur  yang  bisa
            mengayomi dan melindungi saya, persis seperti anak kecil
            yang  kehilangan  sosok  orang  tua  untuk  menegur  dan
            memarahinya. Saya keliru mengira itu cinta. Saya keliru
            mengira saya cocok di dunianya.

            Masih terjebak di tengah perjalanan saya dan Hendrik, lalu
            muncul Lela, hasil eksperimen nekat saya ke panti pijat.
            Di  balik  kesederhanaan  sikapnya,  ada  sesuatu  yang
            istimewa  tentang  seorang  Lela.  Saya  tidak  bisa
            menjelaskan  bagaimana  seorang  terapis  pijat,  mampu
            membuat saya tersihir oleh pengetahuannya yang matang
            tentang  hidup,  ketegarannya  melewati  semua  ujian  dan
            hinaan, caci maki orang-orang di sekitarnya.

            Kehadiran Lela seolah menambah makna di hidup saya,
            menambah  semangat,  bahkan  nafsu  saya  sebagai
            seorang  laki-laki.  Lela,  juga  Hendrik,  seperti  dua  orang
            yang diutus dari langit, untuk mengingatkan saya kembali,
            bagaimana menjadi diri saya yang seutuhnya.

            Sekalipun enggan, akhirnya saya akui, saya telah begitu
            serakah,  menginginkan  mereka  semua  menjadi  milik
            saya, sebagai sumber kebahagiaan saya, untuk diri saya
            sendiri.

                                     142
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149