Page 148 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 148

Sebuah  cincin  emas  sederhana  yang  menjadi  bukti
            kesungguhannya  untuk  memintaku  menjadi  teman
            hidupnya. Aku adalah perempuan yang paling beruntung,
            mendapatkan cintanya.

            ‘Sayang jangan lupa pakai jaket kalau sudah mulai jalan
            ke sini ya,’ kalimat yang aku ketik di ruang chat telepon
            genggamku.

            ‘Iya,  ini  baru  mau  mulai  otw,  princess.  Baju  buat  foto
            prewed sudah kamu ambil di salon kemarin?’ balasnya.

            ‘Sudah  dong.  Hati2  di  jalan  ya.  I  miss  you,’  lalu  aku
            lanjutkan dengan memasukkan emoji ciuman.

            ‘Sampai  ketemu  nanti,  princessku.  Love  you,’  balasnya
            dengan emoji kedipan mata dan ciuman.

            Hatiku  serasa  berbunga-bunga  membaca  pesannya.
            Semua sudah disiapkan dengan matang; catering untuk
            nikahan  nanti,  pengisi  acara,  event  organizer  yang
            membantu menata gedung juga menyebarkan undangan,
            make up salon, bahkan aku sudah mengecek ulang daftar
            nama-nama  keluarganya  juga  keluargaku  yang  akan
            diundang nanti.

            “Ren, kamu masih di sini?” tegur Lela, rekan kerjaku.

            Dia baru saja mengenakan helm dan berjalan mendekati
            suaminya yang menjemput.

            “Iya, La, dikit lagi, kan seharusnya dijemput sama Arfan.
            Sedikit  lagi  dia  pasti  sampai.  Mau  buru  foto  prewed
            sebentar malam di villa tante Sonya,”
                                     146
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153