Page 296 - GRC-BOOK-NEW2
P. 296
Penerapan tugas dan Fungsi kepatuhan
Penilaian Risiko Kepatuhan
Pada akhirnya, pengelolaan risiko kepatuhan -sebagai salah satu risiko dari 8
(delapan) inherent risk yang melekat pada suatu bank- harus dilakukan penilaian.
Kesimpulan akhirnya mencakup tingkat risiko kepatuhan inheren dan Kualitas
Penerapan Manajemen Risiko (KPMR) kepatuhan. Kemudian, kembali merujuk
uraian pada bagian “Profil Risiko- Konsep BI/OJK” buku ini telah menjelaskan bahwa
penilaian terhadap risiko menggunakan 2 (dua) dimensi sebagaimana ilustrasi
gambar 3.10. Dari ilustrasi gambar ini dapat kita simpulkan bahwasanya penilaian
terhadap risiko inheren kepatuhan suatu bank merupakan penilaian terhadap
inherent risk (dhi. risiko kepatuhan) dan KPMR Kepatuhan dalam melaksanakan
berbagai aktivitas operasional bank.
Risiko kepatuhan inheren dinilai berdasarkan analisis terhadap berbagai faktor
penilaian dengan menggunakan, baik indikator kuantitatif maupun kualitatif,
sehingga dapat menggambarkan tingkat risiko kepatuhan inheren suatu bank. Hal
ini -sesuai peraturan BI/OJK- terdapat 3 (tiga) jenis parameter/indikator yang harus
kita digunakan pada saat melakukan penilaian terhadap risiko kepatuhan inheren
yaitu:
1. Jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan oleh suatu bank. Hal ini
dapat tercermin dari jumlah sanksi denda kewajiban membayar yang dikenakan
kepada suatu bank dari otoritas dan/atau regulator. Selain itu, dapat juga dilihat
dari jenis pelanggaran atau ketidakpatuhan yang dilakukan bank tersebut. Perlu
dipahami benar bahwa cakupan pelanggaran dimaksud merupakan pelanggaran
terhadap ketentuan yang berlaku dan juga komitmen suatu bank kepada BI/
OJK, termasuk sanksi yang dikenakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh
suatu bank.
2. Frekuensi pelanggaran yang dilakukan dan/atau track record ketidakpatuhan
yang dilakukan suatu bank. Hal ini tercermin dari 2 (dua) parameter/indikator,
yaitu: (a) Jenis dan frekuensi pelanggaran yang sama, yang ditemukan setiap
tahun dalam 3 (tiga) tahun terakhir; dan (b) Signifikasi tindak lanjut bank atas
temuan tersebut. Frekuensi dimaksud lebih bersifat historis dengan melihat
trend kepatuhan suatu bank selam 3 (tiga) tahun terakhir untuk mengetahui
apakah suatu jenis pelanggaran yang dilakukan berulang ataukah memang atas
kesalahan tersebut tidak dilakukan perbaikan secara signifikan oleh suatu bank;
3. Pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum
untuk transaksi keuangan tertentu. Hal ini dapat dilihat dari pelanggaran atas
ketentuan pada transaksi keuangan tertentu karena tidak sesuai dengan standar
yang berlaku umum. Sebagai contoh adalah pelanggaran terhadap standar yang
berlaku umum pada sektor keuangan.
What is the next? Tentu saja, harus dilakukan penetapan peringkat terhadap risiko
kepatuhan inheren yang terdiri dari 5 (lima) peringkat yaitu Peringkat 1 (low),
270 The Fundamentals of GRC