Page 64 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 64
Ambruknya pemerintah kolonial Belanda dan bahkan produksi terus meningkat hingga
di Hindia Belanda sebagai akibat agresi bala meletusnya Perang Dunia II. Di sini perkebunan
tentara Jepang pada 1942 telah menentukan karet rakyat lebih tahan terhadap gejolak depresi
perkembangan sejarah Jambi. Bagi Jepang, Jambi daripada perusahaan-perusahaan perkebunan
merupakan wilayah yang sangat penting. Hal ini Barat. Dengan demikian dapat dilihat bagaimana
terkait dengan kenyataan bahwa Jambi memiliki karakter maritim masyarakat Jambi masih tampak
ladang dan sumur minyak bumi warisan zaman dengan adanya semangat kewirausahaan yang
kolonial Belanda. Sekitar 14 persen minyak bumi beroreintasi ke luar.
yang dihasilkan oleh Hindia Belanda diproduksi Tabel 4.2 Ekpor Karet Rakyat Jambi, 1921 – 1928
oleh Jambi. Minyak bumi sangat penting bagi
88
Jepang untuk menggerakkan mesin-mesin dan (Ton/Karet Kering)
alat-alat perang mereka meskipun sebelum
menyerah kalah, Belanda melakukan politik
bumi hangus terhadap ladang-ladang minyak
yang mereka miliki. Hal ini menyebabkan Jepang
harus memperbaikinya terlebih dahulu fasilitas di
ladang-ladang minyak sebelum bisa berproduksi
kembali.
89
Sumber: Lindayanti, “Perkebunan karet Rakyat di Jambi”, hlm. 63.
Selain minyak bumi, sejak awal abad XX Pada masa kolonial Belanda, pemasaran
Jambi juga dengan cepat berkembang sebagai salah produk karet tidak menghadapi persoalan.
satu produsen karet terbesar di Hindia Belanda. Demikian juga pada zaman Jepang, perdagangan
90
Satu hal yang sangat menarik adalah bahwa di Sumatra masih dapat berlangsung karena antara
perkebunan karet rakyat di Jambi berkembang Sumatera dan Semenanjung Malaya dikelola dan
sangat pesat. Tabel 3.1 memberikan gambaran satu sistem pemerintahan. Namun demikian
tentang performa ekspor karet dari Jambi pada karena blokade tentara sekutu yang semakin
masa kolonial Belanda sebelum krisis malaise.
ketat maka pemasaran karet menjadi semakin
Tabel 4.1 Ekspor Karet Jambi 1912 – 1924 (dalam Ton) sulit. Sementara perdagangan gelap di kawasan
Selat Malaka dan sekitarnya masih bisa dilakukan
yang sebetulnya merupakan semacam ‘tradisi’.
91
Semakin sulitnya pemasaran karet di satu sisi dan
tuntutan terhadap kebutuhan logistik pangan bagi
tentara Jepang di sisi lain mendorong pemerintah
militer Jepang untuk mengambil kebijakan untuk
memperluas lahan pertanian dengan membabat
Sumber: Lindayanti, “Perkebunan karet Rakyat di Jambi”, hlm. 39. pohon karet. Rakyat dipaksa menanam tanaman
pangan yang berupa ubi-ubian ubian untuk
Sementara itu performa ekspor karet rakyat konsumsi rakyat sedangkan beras khususnya
di Jambi dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel itu dari Tungkal dan Muara Sabak harus diserahkan
menggambarkan bahwa eksport karet rakyat terus kepada pemerintah pendudukan Jepang. 92
mengalami peningkatan sebelum depresi ekonomi
63