Page 65 - Sejarah Peradaban Maritim_eBook
P. 65
101°45'0"E 103°30'0"E U
0°45'0"S B 9 T 0°45'0"S
S
1:1,200,000
0 5 10 20 30 40
Km
KAB TANJUNG JABUNG BARAT
KAB TANJUNG JABUNG
TIMUR
KAB TEBO
KAB BUNGO
KOTA JAMBI KAB MUARO JAMBI
KAB BATANG HARI
KAB KERINCI
KOTA
SUNGAI PENUH
KAB MERANGIN
KAB SUNGAI PENUH
KAB SAROLANGUN
2°30'0"S 2°30'0"S
Tutupan Perkebunan Provinsi Jambi
Sungai Ladang Kebun
Sumber:
Peta Dasar RBI Badan Informasi Geospasial, 2013 Hutan Sawah
Hasil Pengumpulan Data (2018) Direktorat Sejarah Lainnya
101°45'0"E 103°30'0"E
Peta Penggunaan Lahan di Wilayah Provinsi Jambi
Sumber: Pengolahan Peta RBI Badan Informasi Geospasial, 2018
kemudahan dalam perdagangan gelap Medan), Malaya, Singapura dan Penang. Namun
produk-produk perkebunan termasuk karet dari demikian pada masa kolonial Belanda, karet
Jambi menjadi lebih mudah karena kawasan dari Residensi Palembang di mana Jambi juga
pulau Sumatra dan pulau-pulau kecil di sekitarnya merupakan bagiannya, dikirim ke Jawa. kegiatan
94
disatukan secara administratif dengan Singapura ini menyebabkan batas-batas ekonomi antara
dan Malaya di bawah pemerintah militer Angkatan bekas wilayah Belanda dan Inggris melemah, yang
Darat Jepang ke-25. Seperti diketahui bahwa mempersulit blokade Belanda di wilayah Republik.
93
Sumatra dan Malaya merupakan kawasan yang Ini juga memberi kesempatan bagi para pedagang
kaya dengan komoditas ekspor. Wilayah-wilayah Cina di Singapura untuk melakukan pengumpulan
ini dikelola dengan sedikit berbeda dari Jawa dan modal untuk melakukan bisnis pelayaran dan
bagian timur Indonesia. Di wilayah ini, pelayaran perdagangan maritim di masa selanjutnya.
95
dan perdagangan maritim masih tetap relatif kepentingan Jepang terhadap Jambi juga
hidup pada zaman Jepang. Dengan menggunakan
perahu, jung, dan tongkang, pedagang Cina bersumber dari kenyataan bahwa daerah hulu Jambi
merupakan penghasil tanaman pangan yang juga
bekerja sama dengan Jepang melakukan
perdagangan antara Sumatera (Palembang, Jambi, sangat dibutuhkan oleh Jepang untuk mencukupi
64