Page 85 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 85
B. Antibodi Toksoplasma
Adanya infeksi toksoplasmosis, maka akan mendorong tubuh
hospes untuk memproduksi antibodi spesifik terhadap toksoplasma.
Kehadiran antibodi bersama dengan komplemen dapat mengeliminasi
parasit yang hidup bebas di dalam cairan tubuh, sehingga lambat laun
dapat mengurangi penyebaran parasit tersebut yang hidup diantara
sel-sel. Akan tetapi antibodi tersebut juga terbatas jumlahnya, sehingga
seringkali tidak efektif apabila parasit tersebut masuk ke dalam sel.
Untuk itu, perlu adanya suatu respon imun perantara sel dari respon
rangsangan tanggap kebal. Pada respon ini, sel T akan berinteraksi
dengan antigen Toxoplasma dan melepaskan limfokin yang mampu
merangsang aktifitas sitotoksik makrofag. Dengan demikian lisosom
sebagai penghalang akan dihancurkan secara intraseluler (Tizard,
1996). Sri Hartati dkk (1997) melaporkan bahwa telah berhasil
diisolasi T. gondii strain lokal dari diafragma domba dengan pola
protein yang berbeda dengan galur RH. Hal ini menunjukkan bahwa
galur yang berbeda akan menghasilkan pola yang berbeda dengan
sifat immunogenik yang berbeda. Menurut Sri Hartati dkk (1998)
telah berhasil diproduksi 7 klon antibodi monoklonal yaitu TL 88,
TL 106, TL 112, TL 124, TL 127, TL 130 dan TL 142; dengan
metode ELISA dan Dot blot semua antibodi monoklonal tersebut
menunjukkan reaksi dengan protein membran takizoit T. gondii isolat
lokal.
C. Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah tipe antibodi yang murni
mengandung satu jenis antibodi untuk sisi antigenik (epitop) yang
khas dari antigen tersebut. Antibodi monoklonal sering dipakai
untuk diagnosa suatu penyakit yang sangat berbahaya dan keperluan
penelitian dengan spesifitas yang sempit sehingga Adanya infeksi
toksoplasmosis pada suatu hospes merupakan indikasi adanya
antigen toksoplasma dalam serum darah manusia dan hewan. Untuk
76 Toksoplasmosis pada Hewan