Page 242 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 242
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
Demak Ijo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ia lahir sebagai anak
ketujuh dari delapan bersaudara dari pasangan Martodinoto dan
Sumirah. Sebagai anak laki-laki satu-satunya di keluarganya,
Muby, yang lahir pada hari Sabtu, 3 September 1938, mendapat
perhatian lebih dari orang tuanya. Pada masa pendudukan
Jepang, yang pendek namun bisa dikatakan merupakan masa
paling sulit buat rakyat kecil, Muby dan adiknya mendapatkan
perlakuan istimewa dengan bisa mengkonsumsi nasi tanpa
38
campuran jagung. Nama Mubyarto oleh orang tuanya diartikan
39
sebagai cahaya terang (Jawa: byar). Melalui nama itu orang tuanya
berharap agar kelak Mubyarto bisa menjadi cahaya terang buat
keluarganya. Ayah Muby, Martodinoto, adalah seorang mantri
pengairan, seseorang yang bertanggung jawab mengatur masalah
40
irigasi di daerahnya. Secara umum kehidupan keluarga orang
tua Mubyarto sangat sederhana.
Sewaktu kecil, prestasi sekolah Mubyarto sebenarnya biasa
saja. Ia masuk sekolah rakyat pada usia yang sangat muda, 5
tahun. Minat bacanya mulai kelihatan saat ia duduk di kelas 6,
dimana ia rajin melahap berbagai buku dan surat kabar setiap
hari. Setelah lulus dari SD Demak Ijo pada 1950, ia melanjutkan
38 Hastangka, Ekonomi Pancasila, Eksistensi dan Masa Depannya: Napak
Tilas Pemikiran Mubyarto (Yogyakarta: Penerbit Bimotry, 2009). Buku ini pada
mulanya adalah skripsi yang ditulis di Fakultas Filsafat UGM.
39 Pada 3 September 2008, bertepatan dengan peringatan 70 Tahun
Almarhum Prof. Dr. Mubyarto, resmi didirikan Yayasan Mubyarto yang
berkedudukan di Yogyakarta. Logo yayasan itu, sesuai dengan arti nama
Mubyarto, adalah pijar cahaya matahari.
40 Rekaman wawancara Puthut Indroyono, staf peneliti Pusat Studi
Ekonomi Kerakyatan UGM, dengan Sartono Kartodirjo (1921-2007), 20 April
2006.
223