Page 245 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 245
Pemikiran Agraria Bulaksumur
populis, karena menerima kehadiran pedagang kaki lima di ling-
kungan kampus dan menempatkan mereka di kapling-kapling yang
telah disediakan. Bukan hanya itu, ia bahkan memberi setiap
pedagang selembar Surat Keputusan (SK) Rektor, sesuatu yang
dianggap “aneh” oleh banyak kalangan, sebab pemerintah saja tidak
pernah memberikan pengakuan semacam itu pada para pedagang
kaki lima. Tapi bagi Koesnadi keputusan itu memang sudah seharus-
nya. Para pedagang kaki lima, menurut mahaguru kelahiran Ta-
sikmalaya itu, merupakan solusi atas kebutuhan konsumsi yang
dihadapi oleh 35.000-an mahasiswa UGM. Dan dia tak hanya ber-
henti di sana, tempat-tempat untuk para pedagang kaki lima dia
cantumkan dalam Masterplan UGM. Pada 25 April 1987, sebagai ben-
tuk apresiasi, Menteri Tenaga Kerja, yang waktu itu dijabat Soedomo,
meresmikan Kompleks Pedagang Kaki Lima di Kampus UGM. 45
Ketika mengenang semua itu, Koesnadi dengan tegas menga-
takan bahwa keputusan untuk menerima kehadiran para peda-
gang kaki lima itu tidak lepas dari komitmen kerakyatan UGM.
Dan komitmen itu tetap dimiliki UGM salah satunya karena kam-
pus itu memiliki figur-figur seperti Mubyarto, yang waktu itu
kebetulan menjabat Direktur P3PK (Pusat Penelitian Pembangunan
Pedesaan dan Kawasan; kini PSPK). Sehingga, kalau UGM dikenal
sebagai “Universitas Ndeso”, aku Koesnadi, itu sebenarnya bukan
ejekan, melainkan sebuah penghargaan yang membanggakan. 46
45 50 Tahun UGM, op.cit.
46 Dalam buku Pemberdayaan Ekonomi Rakyat dan Peranan Ilmu-ilmu Sosial,
Mubyarto menulis bahwa jika UI menonjol peranannya dalam pembangunan
ekonomi Orde Baru, maka UGM lebih dikenal menghasilkan pemikiran-pemi-
kiran untuk pembangunan pertanian dan perdesaan. Lihat Mubyarto, Pember-
dayaan Ekonomi Rakyat dan Peranan Ilmu-ilmu Sosial (Yogyakarta: Aditya Me-
dia, 2002), hal. 16.
226