Page 248 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 248
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
maka, pertama, ukuran itu terletak pada apakah topik yang disam-
paikan telah memberikan sumbangan penting terhadap pengem-
bangan bidang keilmuannya atau tidak; atau—ini yang kedua—
paling tidak, apakah topik yang disampaikan itu telah membe-
rikan sejumlah agenda yang gamblang berkaitan dengan pengem-
bangan keilmuan dari bidangnya atau belum.
Dalam studi kecil yang dilakukan Didik J. Rachbini untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan pemikiran ilmu ekonomi
di Indonesia, yang menggunakan pidato pengukuhan para guru
besar ekonomi di beberapa perguruan tinggi terkemuka di tanah
air sebagai obyek studi, didapat kesimpulan bahwa tidak sedikit
di antara naskah-naskah pidato pengukuhan adalah bersifat dang-
kal, tidak mempercakapkan apa-apa, atau merujuk secara kasar
pada buku teks, sesuatu yang jauh dari kriteria ilmiah teoritis. 51
Dengan kata lain, kriteria “teoritis” memang bisa dikatakan meru-
pakan harga mati, karena—sekali lagi—tanggung jawab yang
dipikul oleh seorang guru besar adalah pada pengembangan
keilmuan. Ada sepuluh pidato pengukuhan yang kemudian
dianggap terpilih dalam studi Rachbini, dan pidato pengukuhan
Mubyarto termasuk salah satunya. 52
51 Didik J. Rachbini, “Telaah Pemikiran Ekonomi Indonesia: Dari
Idealisme ke Pragmatisme”, tulisan pengantar editor untuk buku Didik J.
Rachbini (ed.), Khazanah Pemikiran Ekonomi Indonesia (Jakarta: LP3ES, 1994),
hal. x.
52 Naskah lain yang masuk dalam bunga rampai yang disunting Didik J.
Rachbini adalah Mohammad Hatta (Pidato Pengukuhan Guru Besar Luar Biasa
di Unpad), Sarbini Sumawinata (UI), Emil Salim (UI), Sukadji Ranuwihardjo
(UGM), Mubyarto (UGM), Roekmono Markam (UGM), Ace Partadiredja
(UGM), M. Arsjad Anwar (UI), Nurimansjah Hasibuan (Universitas Sriwi-
jaya), dan Sri-Edi Swasono (UI).
229