Page 251 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 251

Pemikiran Agraria Bulaksumur
                               MAZHAB FISIOKRAT  MERKANTILIS
                         Francois Quesnay (1694-1774)  Thomas Mun (1571-1641)
                         Jacques Turgot (1721-1781)  Jean Baptiste Colbert (1619-1683)
                                     EKONOMI KLASIK
                                      Adam Smith
                                      (1723-1790)
                     SOSIALISME KLASIK
                                                       Jeremy Bentham
               Francois Babeuf (1700-1779)              (1748-1832)
                De Saint-Simon (1760-1825)
                               David Ricardo  Thomas Malthus
                 Robert Owen (1771-1858)  (1772-1823)  (1766-1834)
                Charles Fourier (1772-1837)
               Joseph Proudhon (1809-1865)              John Stuart Mill
                                                        (1806-1873)
                                Karl Marx
                               (1818-1883)    Herman Heinrich Gossen
                                                 (1810-1858)
                                                           EKONOMI NEOKLASIK
                                    John A. Hobson (1858-1940)
                     MAZHAB HISTORIS                        MAZHAB AUSTRIA
                                    A.C. Pigou (1877-1959)
                 Friedrich List (1789-1846)            Leon Walras (1834-1910)
                                    Gustav Wicksell (1851-1926)
               Bruno Hildebrand (1813-1878)            Carl Menger (1840-1921)
             Gustav von Schmoller (1839-1917)          Bohm-Bawerk (1851-1914)
               Werner Sombart (1863-1941)
                        EKONOMI
                       KELEMBAGAAN                    Stanley Jevons (1835-1882)
                                                      Alfred Marshall (1842-1924)
               Thorstein Veblen (1857-1929)
                                           John Maynard Keynes
              John R. Commons (1862-1945)
                                             (1883-1946)
                Gunnar Myrdal (1898-1987)
            John Kenneth Galbraith (1908-2007)
                 Douglas C. North (1920-)
                                            Paul Samuelson  Milton Friedman
             STRUKTURALISME  EKONOMI          (1915-)     (1912-2006)
             DAN DEPENDENSIA  NEOMARXIS
                                         EKONOMI MAKRO/PEMBANGUNAN  EKONOMI MAKRO/MONETARIS
                        EKONOMI-POLITIK BARU
                     Piero Sraffa (1898-1983)
                    Joan Robinson (1903-1983)
                     Kenneth J. Arrow (1921-)
                                                          EKONOMI
                     EKONOMI MAINSTREAM                  NEOLIBERAL
              Gambar 7. Pohon Ilmu Ekonomi. Sumber: Diolah Tarli Nugroho (2008) dari
            Soule (1955); Zimmerman (1955); Schumpeter (1955; 1963); Eckelund, Jr. dan Hebert
             (1984); Canterbery (1987); Koesters (1988); Djojohadikusumo (1991); Samuelson
             dan Nordhaus (1995); Pressman (2000); Skousen (2001); dan Deliarnov (2006).
                Ada dua hipotesis yang diajukan Mubyarto pada bagian awal
            pidato pengukuhannya. Pertama, bahwa teori ekonomi Neoklasik
            yang terbentuk di dunia Barat lebih dari satu abad silam, menu-
            rutnya, hanya relevan untuk menganalisis sebagian kecil pereko-
            nomian Indonesia dan tidak relevan bagi sebagian besar yang
            lain. Kedua, bahwa teori ekonomi Neoklasik ternyata telah tidak
            berkembang sebagai “ilmu” di Indonesia, tetapi lebih kelihatan
            berkembang sebagai “seni”.  Untuk menguji hipotesis yang
                                     54
                54  Mubyarto, Gagasan…, op.cit., hal. 3.
            232
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256