Page 254 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 254
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
dan sama-sama pernah menjadi peneliti di PSPK UGM sewaktu
Mubyarto menjadi direkturnya. Pada tulisan epilog yang ditulis
Thee untuk terjemahan buku New Challenges in the Modern Eco-
60
nomic History of Indonesia, ia menulis bahwa antara dekade 1950-
an hingga 1980-an, para sarjana Indonesia memang mengalami
priode “keterlelapan” (hibernation) dari studi sejarah ekonomi.
Baru, meski jumlahnya kecil, pada dekade 1980-an sejumlah
sejarawan yang hampir semuanya didikan Universitas Gadjah
Mada, terlibat kembali dalam studi sejarah ekonomi. Hanya saja,
Thee menyesalkan, hingga studi yang ia buat pada 1979, para
ekonom Indonesia secara umum belum menunjukkan minat yang
61
tinggi untuk mengkaji sejarah ekonomi. Kenyataan mengenai
hanya sedikit ekonom yang menggunakan pendekatan sejarah
dalam analisis-analisisnya, serta sedikitnya jumlah sejarawan
yang menggeluti kajian sejarah perekonomian, keduanya sama-
sama menggambarkan fakta ihwal betapa miskinnya kehadiran
perspektif sejarah dalam menilai bagaimana wajah ilmu ekonomi
serta praktik perekonomian di Indonesia. Miskinnya kehadiran
perspektif sejarah ini, dalam kacamata yang lebih luas, bisa
dijadikan salah satu keterangan kenapa para ekonom di Indone-
sia kemudian lebih suka terjebak dalam pragmatisme, yaitu lebih
tertarik untuk terlibat dalam day to day problem, atau pemecahan
masalah ekonomi sehari-hari yang bersifat temporer dan jangka
pendek, daripada terlibat dalam persoalan teoritis keilmuan yang
60 J. Thomas Lindblad (ed.), New Challenges in the Modern Economic His-
tory of Indonesia (Leiden: Programme of Indonesian Studies, 1993).
61 Thee Kian Wie, “Minat yang Muncul Kembali terhadap Sejarah
Ekonomi di Indonesia”, dalam J. Thomas Lindblad (ed.), Sejarah Ekonomi Mod-
ern Indonesia: Berbagai Tantangan Baru (Jakarta: LP3ES, 2000), hal. 429.
235