Page 253 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 253
Pemikiran Agraria Bulaksumur
Demikian pula halnya di kalangan para sejarawan, hanya
terdapat sedikit sekali sejarawan yang menekuni kajian sejarah
ekonomi. Di antara yang sedikit itu misalnya adalah Soegijanto
58
Padmo (1947-2007) dan—dengan beberapa perkecualian—juga
59
barangkali Kuntowijoyo, dimana keduanya, semasa hidup,
kebetulan adalah sama-sama guru besar di Jurusan Sejarah UGM
2010), yang disunting oleh J. Thomas Lindblad dan Bambang Purwanto. Selain
kedua penyunting, mereka yang menyumbang karangan untuk buku tersebut
adalah Howard Dick, Henk Schulte Nordholt, Anne Booth, Arjen P. Taselaar,
Alexander Claver, Vincent Houben, dan sejumlah sejarawan Indonesia. Buku
itu dipersembahkan oleh Jurusan Sejarah UGM dan Universitas Leiden serta
Institut Sejarah Indonesia (INSI).
58 Lihat, misalnya, Soegijanto Padmo, Bunga Rampai Sejarah Sosial Ekonomi
Indonesia (Yogyakarta: Aditya Media, 2004); ‘Land Reform’ dan Gerakan Protes
Petani Klaten, 1959-1965 (Yogyakarta: Media Pressindo, 2000); The Cultivation
of Vorstenlands Tobacco in Surakarta Residency and Besuki Tobacco in Besuki Resi-
dency and Its Impact on the Peasant Economy and Society, 1860-1960 (Yogyakarta:
Aditya Media, 1994), dan; Tembakau: Kajian Sosial Ekonomi (Yogyakarta: P3PK-
UGM, 1991, ditulis dengan Edhi Jatmiko). Di Jurusan Sejarah UGM, Soegijanto
Padmo adalah guru besar terakhir yang berkonsentrasi dalam kajian sejarah
ekonomi. Sepeninggalnya (ia meninggal 16 Desember 2007), belum ada lagi
yang intens mengkaji sejarah ekonomi. Bambang Purwanto, sejarawan dari
generasi yang lebih muda dari Soegijanto Padmo, dan juga merupakan guru
besar di Jurusan Sejarah UGM, meskipun disertasi doktornya mengenai sejarah
ekonomi, kemudian lebih banyak tertarik mengkaji historiografi.
59 Meski sejarah ekonomi bukan merupakan bidang utama kajian Kunto,
namun sejarawan yang juga dikenal sebagai pemikir sosial dan sastrawan ini
memiliki sejumlah tulisan mengenai ekonomi, terutama perekonomian desa,
dengan pendekatan sejarah dan juga sosiologi yang kuat. Beberapa karya yang
mewakili penilaian ini, misalnya, adalah Kuntowijoyo, “Dualisme: Beban
Sejarah Pembangunan Ekonomi”, dimuat dalam Mubyarto (ed.), Prospek
Pedesaan 1986 (Yogyakarta: P3PK-UGM, 1986); dan “Keadilan Sosial di Pede-
saan, dalam Mubyarto, dkk., Prospek Pedesaan 1987 (Yogyakarta: P3PK, 1987).
234