Page 265 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 265
Pemikiran Agraria Bulaksumur
penelitian interdisipliner pertama kali dipraktikkan di Indone-
sia. Para peneliti SAE memang bukan hanya berasal dari berbagai
universitas, melainkan juga berasal dari berbagai latar belakang
keilmuan, meskipun secara umum didominasi oleh para ekonom,
sosiolog, dan insinyur.
Ciri ke-interdisipliner-an dari SAE nampaknya bisa diwakili
oleh sebuah “nasihat” Sajogyo kepada D.H. Penny (1930-1983),
seorang Indonesianis yang juga adalah ahli ekonomi pertanian:
“Jika Anda ingin mengerti perekonomian Indonesia, pelajarilah politik
dan kebudayaan kami. Jika Anda ingin mengerti politik dan kebudayaan
kami, pelajarilah ekonomi kami.” 81
Tali temali antara satu wilayah persoalan dengan persoalan
yang lain memang telah membuat pendekatan monodisipliner
dalam penelitian ilmu sosial menjadi problematis, terutama jika
penelitian yang dimaksud ditujukan bagi kepentingan perumusan
sebuah kebijakan. Persis di situ SAE berkontribusi dalam
mengembangkan penelitian-penelitian interdisipliner. Terben-
tuknya Perhepi (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia)
pada 13 Februari 1969, tak lain juga karena dibidani oleh SAE.
Perhepi, sebagaimana telah disinggung pada bagian awal tulisan
ini, adalah sebuah perhimpunan keilmuan dari para peminat
kajian ekonomi pertanian dan perdesaan (society of agricultural
economics), dan bukan merupakan persatuan sarjana ekonomi
pertanian (association of agricultural economists). Sehingga, dengan
karakteristiknya yang demikian, Perhepi menjadi perhimpunan
keilmuan pertama di Indonesia yang bersifat interdisipliner. Dan
81 Diucapkan Sajogyo, sebagaimana diceritakan kembali oleh Mubyarto.
Ibid., hal. 19. Lihat juga tulisan Meneth Ginting, “Pak Sajogyo: Guru Jarak
Jauh”, dalam buku yang sama, hal. 90.
246