Page 268 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 268
Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
ekonomi negeri jajahan, sekaligus menjadi counter yang sepadan
bagi pandangan beberapa sarjana ekonomi Belanda yang bias
kepentingan kolonial.
Menarik untuk menyimak catatan Sadli mengenai perbedaan
corak antara model pengajaran ilmu ekonomi di Jakarta dengan
di Yogya. Perbedaan itu terasa cukup kental terutama pasca Pe-
rang Dunia II. Dipindahnya ibukota Republik ke Yogya, juga turut
membentuk perbedaan corak antara keduanya. Pada periode
antara 1945 hingga 1950, pengajaran ilmu ekonomi di Yogya
disebut Sadli banyak melanjutkan tren-tren sebelum perang,
dengan perbedaan pokok bahwa yang kini mengajar ilmu eko-
nomi bukan lagi para sarjana Belanda, melainkan para guru besar
88
bangsa Indonesia sendiri. Orientasi pengajaran ilmu ekonomi
di Yogya bercorak pendekatan sosial-ekonomi, dimana wawasan
sosiologi dan antropologi masih sangat ditekankan. Sementara
itu di Jakarta, dimana sebagian para guru besar Belanda masih
bertahan, model pengajaran mereka lebih mementingkan teori
ekonomi umum dan perusahaan, dimana model pendekatan
marjinalisme dan makro-ekonomi menjadi sangat diistimewakan.
Pengaruh pemikiran Belanda memang lebih kuat di Fakultas
Ekonomi UI dibanding dengan di Fakultas Ekonomi UGM. 89
Perbedaan corak itu di antaranya terlembagakan pada juru-
san-jurusan yang dibuka masing-masing. Di Fakultas Ekonomi
UI, misalnya, jurusan yang dibuka pada mulanya ada tiga, yaitu
Ekonomi Umum, Ekonomi Perusahaan, dan Akuntansi. Pada 1964
dibuka jurusan baru, yaitu Ekonomi Pemerintahan. Sementara
itu, di UGM dibuka empat jurusan, yaitu Jurusan Ekonomi Agra-
88 Ibid., hal. 178.
89 Thee, “Economics”, op.cit., hal. 231.
249