Page 226 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 226

Beberapa regulasi yang diterapkan terkait hak atas tanah
           khususnya terkait penguasaan maupun pemilikan masyarakat
           Orang  Asli  pada beberapa negara bagian  di  Malaysia  masih
           lemah  dan  justru  ditemukan  adanya  diskriminasi.  Selain
           itu,  regulasi  yang  diterapkan  pemerintah  guna  menjaga
           keseimbangan  ekosistem  serta  keberlanjutan  lingkungan
           seringkali berbenturan dengan pola kebiasaan hidup masyarakat
           Asli.  Penetapan  hutan  lindung  maupun hutan  konservasi
           yang  sebelumnya  dijadikan  sebagai  sumber penghidupan
           berimplikasi  terhadap  munculnya  berbagai  kebijakan.  Salah
           satunya yakni adanya pembatasan terhadap pemanfaatan hutan
           lindung maupun hutan konservasi menyebabkan pembatasan
           akses masyarakat. Beberapa regulasi tersebut mengakibatkan
           masyarakat  memiliki  ruang  gerak  yang  lebih  sempit  dalam
           mengakses hasil hutan yang berimplikasi terhadap masyarakat
           Orang Asli belum dapat keluar dari lingkaran kemiskinan yang
           terus  menjerat  mereka  (Aiken  &  Leigh  2015).  Ketidakadilan,
           perampasan  tanah,  semakin  sempitnya  lahan  serta  dampak
           buruk akibat industri terhadap kerusakan lingkungan, relokasi
           serta marginalisasi ekonomi dan politik terhadap Orang Asli ini
           menjadi  salah  satu  dampak  negatif  yang  harus  dikorbankan
           karena pembangunan (Aiken & Leigh 2011).
               Pemindahan  masyarakat  secara  paksa  karena  proyek
           pengadaan tanah yang terjadi di Malaysia ini dalam beberapa
           kajian  dianggap  sebagai  bencana  sosial  (Choy  2004,  2005a,
           2005b).  Oliver-Smith (2009)  menyatakan  upaya pemukiman
           kembali  atau  pemindahan  masyarakat  adat  yang  terjadi  di
           Malaysia  antara  Semenanjung,  Sabah dan  Serawak  memiliki
           permasalahan  yang cukup  kompleks. Perbedaan  ketentuan
           pada  tiga  wilayah  terkait  sistem  tenurial  juga  berpengaruh



                                      Praktik Pengadaan Tanah di Beberapa Negara  197
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231