Page 229 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 229

tanah  seringkali  menyebabkan  kebutuhan  mendasar  yang
          sifatnya  fisik  maupun  non  fisik  tidak  terbayarkan  dalam
          besaran nilai kompensasi. Ketiadaan lahan, sumber pekerjaan
          maupun sumber daya yang terbatas serta hanya kompensasi
          moneter saja yang diberikan terbukti belum mampu menjamin
          keberlanjutan  kehidupan  masyarakat.  Cernea  (2000)  dalam
          kajiannya terkait  dampak pemukiman kembali yang tidak
          tertangani dengan baik mengakibatkan sekurang-kurangnya 8
          (delapan) risiko pemiskinan masyarakat yakni:

          a.  Tidak memiliki tanah;

          b.  Pengangguran,
          c.  Tunawisma;

          d.  Marginalisasi;

          e.  Peningkatan morbiditas;
          f.  Kerawanan pangan;

          g.  Kehilangan akses ke sumber daya milik bersama;

          h.  Disartikulasi sosial
             Pembangunan  yang  digalakkan  di  Malaysia  yang sangat
          pesat  dan  keberadaan  Malaysia  sebagai  salah  satu  negara
          maju  berimplikasi  terhadap  tanah-tanah  masyarakat  Orang
          Asli diambil alih untuk kepentingan pembangunan. Akan tetapi
          kesiapan hukum maupun pelaksanaan terhadap pengukuhan
          tanah Orang Asli serta perlindungan terhadap tanah mereka baru
          mencapai 15 % (Jheoa 2006). Sementara tanah-tanah Orang Asli
          yang belum dikukuhkan sebagian besar sudah terkena proyek
          pengadaan  tanah.  Problematika  ini  kemungkinan  besar  juga
          sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia terkait proyek-



        200   Pengadaan Tanah di Indonesia dan Beberapa Negara dari Masa ke Masa
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234