Page 12 - Microsoft Word - E-BOOK Guru Menembus Amerika
P. 12
sekolah, karena ada ekstrakurikuler di sekolah masing-
masing. Saya mempunyai tiga saudara, satu laki-laki dan dua
perempuan. Keluarga besar yang sederhana.
Selesai makan siang, saya dan ayah ke ruang tamu,
sementara ibu merapikan meja makanan dan menaruh piring-
piring kotor ke wastafel kemudian mencucinya.
“Sekarang, berikan jawaban pertanyaan ayah,” kata ayah
membuka percakapan.
“Ayah, kata ibu Mami, wali kelas saya, bahwa jembatan
yang terpanjang di Indonesia berada di Madura, bukan di
Jakarta, namanya jembatan Suramadu.” Ayah mengangguk-
angguk mendengarkan penjelasan yang saya berikan, sama
seperti yang dijelaskan ibu Guru.
“Hebat, anak ayah,” puji ayah ke saya. “Ayah berharap
suatu hari nanti, apa yang ayah impikan bisa kamu wujudkan.
Tidak hanya bisa ke Madura tapi juga ke Amerika,” kata ayah
penuh harap.
“Doakan ya ayah, semoga bisa terwujud!” Kataku lagi.
“Erika, kamu anak pertama, jadilah contoh untuk adik-
adikmu. Rajinlah belajar, supaya ayah dan ibu bisa merasakan
kebahagiaan kelak jika kamu sudah jadi orang,” kata ayah.
Saya mengangguk mendengar nasihatnya.
Kemudian ayah meninggalkan saya sendirian, menuju
kamar untuk beristirahat. Saya pergi ke dapur dan ibu sudah
tidak ada lagi di sana. Mungkin di kamar, istirahat. Siang itu
memang cukup panas, dan yang paling enak pastilah tidur.
Segera saya menuju kamar untuk beristirahat. Sebelum
terlelap, saya berdoa, “Tuhan, tolong kabulkan keinginan
ayah agar kelak saya bisa pergi ke Amerika, amin.”
6 | Erika Ambarita